Berita Terkini :

UPAYA MENINGKATKAN BINTER TERBATAS SATUAN NON KOWIL GUNA TERWUJUDNYA RAK JUANG YANG TANGGUH DALAM RANGKA HANNEG WILAYAH DARAT

BAB-I
PENDAHULUAN

1.    Umum

a.    Menghadapi situasi Nasional yang demikian komplek dengan berbagai permasalahan yang belum terselesaikan saat ini, TNI sebagai alat pertahanan  Negara mempunyai tugas pokok megakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segala bentuk ancaman dan gangguan terhadaparat keutuhan bangsa dan  Negara.  Sesuai UU RI No : 34 Thn 2004 tentang TNI maka tugas pokok TNI dilakukan dengan Operasi Militer untuk perang dan Operasi Militer selain perang. Untuk Operasi Militer selain perang diantaranya dengan memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan system pertahanan semesta, membantu tugas pemerintah di daerah. 

b.    Upaya TNI untuk memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan system pertahanan semesta diantaranya melalui metode pembinaan Teritorial dengan melaksanakananakan Operasi Bhakti TNI yang merupakan program linterbatas sektoral antara TNI, Departemen, Lembaga pemerintah non Departemen dan Pemda bersama  masyrakat yang dilaksanakan secara
2
terpadu dan berkesinambungan yang bertujuan untuk membantu program Pemda dan Instansi terkait dalam meningkatkan kesejahteraan  masyarakat. 

c.    Pembinaan Teritorial bukan hanya milik Kowil semata tetapi dapat juga dilakukan oleh Satuan non Kowil dalam jajaran TNI-AD baik Satpur, Satbanpur maupun Satbanmin.   Pembinaan Teritorial oleh Satuan non Komando Kewilayahahn disamping akan membantu Kowil setempat juga sangat penting untuk mendukung pelaksanaan tugas Satuan non Kowil yang selalu membutuhkan dukungan dari  masyrakat sekitarnya.

d.    Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi di masing-masing Satuan, maka Satuan non Kowil menyelenggarakan Pembinaan Teritorial secara terbatas di lingkungan  pangkalan masing-masing pada radius yang telah ditentukan.

2.    Maksud Dan Tujuan.

a.    Maksud.   memberi gambaran kepada komando atas tentang upaya Satuan non Kowil jajaran TNI-AD dalam  menyelenggarakan Pembinaan Teritorial secara terbatas.

b.    tujuan.    Sebagai sumbangan pikiran dan masukan bagi  pimpinan dalam rangka penyelenggaraan Binter terbatas oleh Satuan non Kowil dalam jajaran TNI-AD sehingga dapat terlaksana sesuai prosedur dan mekanisme yang benar, serta dapat mencapai sasaran secara optimal.
3
3.    Ruang lingkunganup dan tata urut.
a.    Pendahuluan.
b.    Latar belakang pemikiran.
c.    Kondisi Satuan non Kowil saat ini.
d.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Binter terbatas.
e.    Kemampuan   Satuan non Kowil yang diharafkan.
f.    Upaya meningkatkan kemampuan Binter terbatas Satuan non Kowil
g.    Kesimpulan dan saran
h.    Penutup

4.    Metoda dan pendekatan.    Pernulisan karmil in menggunakan metoda diskriptip nalisis dengan pendekatan perpustakan dan pengamatan lapangan.

5.    Pengertian-pengertian :

a.    Binter.        Adalah segala usaha dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan pengerahan dan pengendalian potensi wilayah dan segenap aspeknya dalam rangka RAK juang guna kepentingan Hankamnas.
 

b.    Binter terbatas.    Segala usaha, pekerjaan dan kegiatan Binter yang dilaksanakan secara terbatas sampai dengan pada radius 1 – 5 km dari pangkalan satuan TNI yang dilaksanakan leh satuan non Kowil sesuai batas wewenang, tugas dan tanggung jawabnya serta sarana dan prasarana yang dimilki.

c.    RAK juang.    Wilayah dan segenap isinya yang telah disiagakan dengan segala sarana dan prasarana perjuangan bangsa yang kokoh kuat dan tidak mengenal menyerah untuk berperan serta dalam menangkal dan menghancurkan musuh dalam wadah sistim pertahanan rakyat semesta.

d.     Satuan non Kowil.    Satuan-satuan bukan Kowil yang tersusun dalam bentuk Satpur, Satbanpur, Satbanmin dan satuan-satuan lainnya yang mempunyai pangkalan.

e.    Satuan Kowil.      Adalah badan pelaksana dari organisasi TNI AD yang bersifat kewilayahan sebgai penyelenggara Binter.

BAB-II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6.    Umum.
a.    Penyelenggaraan Binter terbatas oleh Satuan non Kowil secara umum tidak berbeda dengan penyelenggaran Binter yang dilaksanakan oleh Kowil.
                                                          5
b.    Keberadaan Satuan non Kowil di suatu wilayah baik sebagai Satuan Balakhanpus maupun sebagai Balakhanwil, didalam melaksanakananakan Binter terbatas akan berhubungan erat dengan penyelenggaraan Binter yang dilaksanakan oleh Kowil.  secara umum kekegiatanan Binter oleh Kowil dan Binter terbatas oleh Satuan non Kowil saling mengisi dan menunjang sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat berhasil secara optimal.

7.    Dasar penilaian.

a.    Dari keterkaitan sisbinter  dengan sisbin TNI, sisbintanas dengan sinbin HanNegara, maka subyek Binter pada hakekatnya melibatkan segenap aparat TNI,  aparat pemerintah dan seluruh masyarakat, namun jika ditinjau secara fungsional, tanggung jawab keberhasilan Binter terletak pada TNI.

b.    secara struktural penanggung jawab Binter dalam lingkungan TNI-AD berada pada Kowil.

c.    Satuan non Kowil dalam jajaran TNI-AD baik Satpur, Satbanpur maupun Satbanmin membantu Kowil dengan melaksanakan kegiatan Binter terbatas.

8.    permasalahan.    keberhasilan suatu Satuan non Kowil akan dapat dicapai maupun diatasi tergantung dari personel yang ada dalam Satuan tersebut untuk dapat mendeteksi secara dini tiap permasalahan dan perkembangan yang ada disekitar pangkalan, sehingga tiap
6
masalah maupun perkembangan yang terjadi dapat dijadikan suatu acuan untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, khususnya terhadap masaalah-masalah yang mungkin akan mengganggu stabilitas keamanan Nasional.       Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pelaksanaan Binter terbatas sasaran-sasaran yang perlu dibina oleh Satuan non Kowil adalah sbb :

a.    potensi geografi sebagai ruang juang dengan berbagai bentuk dan karakteristik serta segenap isinya yang berupa sumber kekayaan alam yang dapat mendukung  pertahanan Negara.

b.    potensi demografi sebagai alat juang dengan sifat dan ciri pertumbuhan, penyebaran dan komposisi yang dimiliki sadar bernegara dan Bela Negara.

c.    potensi ipoleksosbud sebagai kondisi juang yang mencerminkan keuletan dan ketangguhan bagis dalam m’dukung tergar han Negara.

BAB-III
KONDISI  SATUAN NON KOWIL SAAT INI

8.    Umum.    secara umum personel yang ada di Satuan non Kowil saat ini adalah prajurit pilihan yang telah diseleksi baik dari segi kes, fisik, mental maupun intelegent sebelum mengikuti dik disuatu lemdik yang sesuai dengan cabang, namun demikian masih banyak ditemukan prajurit non Kowil yang tidak mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di
7
lemdik dengan rangkaian pelaksanaan tugas di lapangan, terutama penerapan Binter terhadap wilayah yang ada disekitar pangkalannya, sehingga timbul tanggapan dari masyarakat bahwa personel TNI yang ada di Satuan tersebut sombong dan tidak mau berinteraksi dengan masyarakat, hal ini bisa saja terjadi karena adanya keterbatasan dari pimpinan personel tersebut, namun tidak menutup kemungkinan karena ketidak mampuan personel itu sendiri untuk melaksanakan pendekatan terhadap masyarakat yang ada disekitar pangkalannya.

9.    Aspek mental.  sikap prajurit Satuan non Kowil yang baik sangat perlu di perhatikan dalam  pelaksanaan pencapaian sas yang di haraparatkan oleh ko atas baik sas pokok, antara maupun khusus. indikasi di lapangan adanya prajurit yang kurang memiliki rasa tanggungg jawab pada tugas yang diembankan kepadanya yang seharusnya dikerjakan yaitu :

a.    Sikap malas.  masih t’lihat prajuritt non Kowil dalam melaksanakan tugas dan fungsi sering t’lihat malas terhadap tiap tanggungg jawab yang diberikan kepadanya, sehingga muncul personelepsi dari masyarakat bahwa TNI-AD adalah pengangguran tidak kentara.

b.    Sikap apatis.  masih adanya ditemukan prajurit non Kowil yang acuh tak acuh dan tidak mau tahu  serta krg aktif mengikuti dan m’antisipasi tiaparat dinamika perkembangan masyarakat yang ada disekitar/ diwil seperti kesenjangan sos/ekon,  sara d ll sebagainya.

c.    Sikap arogan.  tidak jarang seorang prajurit non Kowil ingin dibedakan dengan  masyarakat lainnya, hal ini sangat merugikan dirinya sendiri  dalam melaksanakan tugas     sehari-hari dan akan menimbulkan sikap antipati dari masyarakat yang ada disekitar/wilayahnya.

d.    Sikap rahabilitasi.  masih terdapat prajurit non Kowil yang menganggap tiap masalah yang timbul di wilayahnya adalah merupakan hal yang biasa tanpa m’analisa dampak apa kiras yang akan terjadi pada tiaparat masalah tersebut.

e.    Sikap tauladan. masih terdapat prajurit non Kowil yang blm bisa ditauladani oleh masyarakat yang ada disekitar/wilayahnya, karena secara terangs melakukan hals yang tidak terpuji seperti :

1)    Melakukan minums keras ditempat umum.
2)    Membeck up tempat portitusi.
3)    Membeck up tempat judi.
4)    Masih memilah-milah masyarakat yang ingin dibantu.
5)    Dan lain-lain yang sangat b’tentangan dengan s. prajurit, s.m dan 8 TNI wajib.

10.    Aspek kecakapan.   prajurit yang baik adalah prajurit yang mau belajar untuk menambah pengetahuan dan wawasannya serta ingin selalu mengetahui tiaparat perkembangan yang ada saat ini, namun masih terdapat prajurit  yang k’kemampuannya kurang karena tidak ada keinginan untuk belajar baik formil maupun non formil, pada hal
9
kemampuan tersebut sangat dibutuhkan untuk m’hadaparati dinamika perkembangan Satuan ini, seperti halnya :

a.    Kemampuan temu cepat dan lapanganor cepat.  adalah salah Satu syarat yang harus dimiliki oleh seorang prajurit non Kowil dalam rangka mendukung tugasnya dalam bin masyarakat yang ada di sekitar Satuannya, namun kenyataannya masih terdapat prajurit yang blm mampu untuk mengadakan penginderaan terhadap tiap dinamika perkembangan yang ada disekitar wilayah/Satuannya.

b.    Kemampuan manajemen ter. dalam rangka mmlihara dan meningkatkan puan prajurit non Kowil yang ditugaskan membina  masyarakat yang ada di sekitar wilayahnya, dituntut untuk mempunyai  pemikiran yang  konsepsional   untuk   digunakan  sebagai  pedoman   dalam merenckan, mengorganisir, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan Binter dalam rangka kepentingan Hankam dan rakyat, namun sampai saat ini masih terdapat prajurit non Kowil yang belum mampu untuk berbuat dan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat binaannya untuk meningkatkan taraf hidup dan stabilitas keamanan serta  menarik simpati masyarakat.

c.     Kemampuan penguasaan wil.  sesuai dengan peranannya seorang prajurit  adalah merupakan aparat kam dan juga sebagai sumber informasi bagi Satuan/atasannya, namun kenyataan dilapangan masih terdapat prajurit yang tidak menguasai tentang kehidupan, karakter, adat istiadat serta potensi alam yang ada di sekitar pangkalannya.
d.    Kemampuan wanra.  salah Satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang prajurit non Kowil dalam bin masyarakat yang ada disekitar pangkalannya ialah pembinaan masyarakat agar sadar akan berNegara dan Bela Negara,  namun masih ada prajurit yang belum mampu untuk menarik, menggugah masyarakat karena masih ada rasa ragu tiap akan menyampaikan sesuatu, t’utama terhadap masyarakat yang m’punyai wwsan luas.

e.    Kemampuan komsos.  dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mmlihara hub dengan tomasyarakat, namun dalam hal ini masih terdapat prajurit non Kowil yang blm dapat meneraparatkan tentang puan ini, karena ilmu serta wwsan masih terlalu sempit.

BAB-IV
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN BINTER TERBATAS

11.    Umum.    Wawasan dan kelebihan yang dimiliki seorang prajurit non Kowil dalam     melaksanakan fungsi dan tupok baik didalam Satuan maupun diluar Satuan adalah merupakan hal yang wajar dan memang harus dimiliki,  namun demikian tidak semua prajurit mempunyai puan yang sama karena terpengaruh oleh beberapa faktor al :  SDM, ekonomi, lingkungan dan lain-lain.

12.    Pengaruh dari dalam (internal)
a.    Kekuatan.
                                                 
1)    SDM.   diera globalisasi saat ini, tingkat pesatnya pembangunan dan info disegala bidang, dibutuhkan  SDM yang maju utamanya dalam lingkungan TNI-AD. sehingga para prajurit non Kowil dalam melaksanakan fungsi dan tupok dapat mengimbangi kemajuan atau perubahan zaman yang semakin hari semakin  canggih.
2).    semangat juang.    dalam meningkatkan puan para prajurit non Kowil dalam melaksanakan fungsi dan tupok, maka semangat juang lebih ditingkatkan lagi guna menambah spirit bagi prajurit tersebut, semangat juang ini sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas seharis, oleh karena itu perlunya menanamkan semangat juang agar apa yang diharafkan dan dicita-citakan oleh pimpinan  atas dapat terlaks dengan baik.
3).    sikap mental. beberapa kegiatan prajurit non Kowil didalam melaksanakan tugas dan fungsi memerlukan dan menuntut mental yang kuat, khususnya bagi mereka yang ditugaskan pulket yang berhubungan dengan massa atau masyarakat yang ada disekitar pangkalannya. ketenangan dalam bertindak serta tabah dan sabar mengikuti bangsit merupakan faktor utama keberhasilan dalam memoleh keterangan yang diinginkan, hal ini dapat terlaksanan apabila prajurit tersebut mempunyai mental yang kuat dan terlatih.
4).    Tingkat intelegent (IQ).  kemampuan seorang prajurit non Kowil dalam melaksanakan tupok dan fungsi tergantung dari tingkat IQ nya, apabila tingkat IQ nya rendah maka puan dalam melaksanakann tugas juga agak berkurang, namun apabila tingkat IQ nya tinggi maka tingkat kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan fungsi akan lebih baik.
5).    Bakat.  adalah merupakan faktor yang sangat berpengaruh besar dalam pelaksanaan tugas dan sangat menunjang dalam pelaksanaan tugasnya seharis. seorang prajurit yang mempunyai puan intelegent (IQ)  yang  tinggi  ttp  tidak  mempunyai   bakat   dalam melaksanakan tugas dan fungsi, maka akan sulit baginya untuk berbuat dan bertindak didalam pelaksanaan tugas dan fungsi.
6).    Fisik. keampuan fisik yang prima adalah merupakan modal utama dalam melaksanakan tugas dan fungsi seorang prajurit karena dengan puan fisik yang prima seorang prajurit dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal, karena fisik merupakan kendala utama dalam melaksanakan fungsi, tupok, berbuat dan b’tindak, oleh sebab itu seorang prajurit dituntut untuk mempunyai fisik yang baik didalam menunjang pelaksanaan tugasnya seharis.

b.    Kelemahan.

1)    Kurang percaya diri.  seorang prajurit non Kowil didalam melaksanakan tupok dan fungsi, selain harus memiliki kemampuan dan tingkat kemampuan yang memadai, maka dituntut juga untuk percaya kepada kemampuannya, karena apabila seorang prajurit tidak memiliki rasa percaya diri yang kuat, maka hasil kerja dan kreatifnya tidak akan optimal, dengan demikian apa yang ia rasakan dan alami didalam melaksanakan tugas harus selalu diyakini.
2)    Sifat.  kesombongan adalah salah satu penghambat bagi seorang prajurit non Kowil didalam melaksanakan tugas. kebiasan overacting atau memamerkan kelebihannya, mengakibatkan seorang prajurit lupa akan tupoknya.
3)    Apatis.  seorang prajurit non Kowil yang mempunyai sifat apatis dan acuh tak acuh terhadap lingkungan maupun tugas dan fungsi adalah salah Satu faktor penghambat dan perlu mendapat perhatian khusus dari seorang pimpinan Satuan, karena prajurit yang tidak mempunyai rasa peduli dengan keadaan tugas maupun lingkungannya serta selalu menganggap remeh tiap masalah, adalah merupakan suatu hal yang sangat fatal.

13.    Pengaruh dari luar (eksternal). 

a.    Peluang.

1)    Tersedianya buku media.  perkembangan di zaman terbuka dan transparant, informasi tidak terlepas dari mass media serta buku-buku umum yang  beredar  dalam  masyarakat  serta media electronik yang semakin berani dan terbuka, hal ini merupakan kesempatan dan peluang bagi seorang prajurit non Kowil didalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya yang tidak didapatkan di lembagadpendidikan. dengan demikian keberadaan buku-buku umum dan mass media dapat memberi mamfaat guna menunjang tugas yang dibebankan kepadanya.
2)    Adanya sumber refrensi.  didalam mendukung tugas seorang prajurit non Kowil dibutuhkan profesionalisme dan kecakapan, dalam hal ini seorang prajurit tidak akan kehabisan pengetahuan, dimana Satuan-satuan yang ada dalam tubuh TNI-AD sudah lama berdiri di Indonesia, sehingga terdapat banyak nara sumber, pakar-pakar serta buku-buku petunujuk pelaksanaan tugas yang diterbitkan oleh TNI-AD yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas, baik didalam pelaksanaan tugas dan fungsi disatuan maupun diluar tupoknya.

b.    Kendala.

1)    Latar belakang pendidikan.  Pendidikan adalah suatu modal dasar dalam pembentukan dan sikap seseorang dan juga merupakan cermin dan tingkah laku seseorang serta tata cara berkomunikasi dalam menyampaikan sesuatu kepada org lain. dengan demikian, jelaslah bahwa seorang prajurit non Kowil harus mempersoneliakan dirinya untuk selalu mengisi dan belajar secara terus menerus, baik pendidikan formil maupun non formil, hal ini dilakukan untuk mengimbangi dinamika perkembangan zaman yang semakin maju.
2)    Lingkungan.  Suasana tempat kerja dan tempat tinggal juga turut berpengaruh dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, suasana stres ditempat kerja dan dilingkungan tempat tinggal akan membuat seorang prajurit takut dalam bertindak serta tidak dapat mengendalikan emosi dan tingkah lakunya.
3)    Ekonomi.  tingkat jahril adalah salah Satuanu faktor utama yang dapat menghambat pelaksanaan kerja seorang prajurit, dan bilamana jahril terpenuhi sesuai dengan kebutuhan maka otomatis tupok akan berjalan lancar sesuai apa yang diharafkan.
4)    Hukum.  Untuk mengoptimalisasikan kinerja seorang prajurit non Kowil dilapangan, harus didukung dengan perangkat peraturan termasuk masaalah hukum, sehingga hal-hal yang dikerjakan mempunyai kejelasan arah yang hendak dicapai. 
5)    Alat komunikasi.  Adalah merupakan salah Satu sarana pendukung dilapangan dan sangat dibutuhkan untuk kecepatan penyampaian suatu berita atau informasi, karena melalui sarana alkom tersebut, komunikasi masing- masing pimpinan Satuan maupun antara anggota dilapangan dengan komandonya akan berjalan lancar dalam hal pemberian informasi.

BAB-V
KEMAMPUAN   SATUAN NON KOWIL YANG DIHARAFKAN

14.    Umum.    Kemampuan seorang prajurit non Kowil yang diharafkan terutama bagi mereka yang ditugaskan untuk melaksanakan Binter secara terbatas disekitar lingkungan Satuannya ialah seorang yang memiliki kemampuan optimal didalam melaksanakan tugasnya, terutama dalam hal pencapaian sasaran Binter secara terbatas. untuk mencapai sasaran yang diharafkan tersebut, maka prajurit yang ditugasi untuk membina masyarakat yang ada disekitar pangkalannya perlu memiliki sikap ter serta pengetahuan khusus tentang pengetahuan Binter.

15.    Sikap Teritorial.  Untuk mewujudkan pengamalan sikap teritorial diperlukan suatu tehnik penampilan diri yang simpatik dan meyakinkan fihaks/masyarakat yang menjadi sasaran pembinaan, sehingga prajurit tersebut mendapat tanggapan fositif dari masyarakat binaannya. pengamalan sikap teritorial pada hakekatnya adalah cara mengamalkan sapta marga, sumpah prajurit dan delapan TNI wajib yang sudah melekat pada tiap kehidupan pribadi tiap prajurit.  Amalan sikap teritorial tersebut di transpormasikan melalui komunikasi dengan masyarakat yang menjadi binaanya, sehingga selain sikap dan prilaku yang dapat dijadikan contoh bagi masyarakat, maka seorang prajurit wajib menjadi pembicara dan pendengar yang baik, untuk mewujudkannya harus memiliki beberapa tehnik meliputi 


a.    Penampilan dimuka umum.   

1)    Senyum simpatik.  Dalam berkomunikasi dengan masyarakat hendaknya seorang prajurit non Kowil tampil simpatik dan tidak kikir memberikan senyum, sebab pada dasarnya senyuman itu merupakan isyarat yang memberikan arti yang sangat menyenangkan dan dapat menimbulkan rasa menawan hati dan rasa simpatik  yang memiliki daya tarik yang mendalam, dalam arti kata bahwa senyum dipangkalangan teritorial sudah memasyarakat istilahnya yaitu “ senyum ter”.
2)    Tegur sapa.  bagi tiap prajurit non Kowil agar senatiasa membiasakan diri melakukan tegur sapa pada saat berjumpa dengan siapapun dan kapanpun sehingga akan menimbulkan keakraban antar sesama rekan maupun dengan masyarakat, hal ini merupakan penampilan akan budi pekerti, rasa hormat, rasa toleransi, rasa kesetia kawanan sos yang terpuji terhadap siapapun.
3)    Rasa hormat dan terima kasih.  Dalam tiap bentuk layanan dan sajian yang diberikan kepada kita, hendaknya kita sebagai prajurit menunjukkan rasa hormat dan terima kasih, hal ini dapat menimbulkan kesan akrab yang mendalam dan dapat menimbulkan adanya rasa personelaudaraan.
4)    Kenal adat istiadat.  seorang prajurit non Kowil yang diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas Binter secara terbatas disekitar wilayah/pangkalannya, agar mengenal adat istiadat lingkungannya serta mampu menyesuaikan diri dalam bersikap maupun tingkah lakunya, dengan melakukan hals yang tidak melanggar adat istiadat masyarakat setempat maka akan menimbulkan rasa simpatik yang mendalam dari masyarakat.

5)    Mudah menyesuaikan diri.  bagi seorang prajurit non Kowil harus mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat disekitar lingkungan maupun binaanya, dan dalam bergaul hendaknya hanya tidak terbatas pada Satuanu golongan atau Satu kelompok masyarakat saja, tetapi hendaknya merata kepada seluruh masyarakat, sehingga tidak dikatakan pilih kasih dalam bergaul.

b.    Kenali tokoh berpengaruh.  pada tiap masyarakat, baik yang bertempat tinggal di kota besar, pinggir kota maupun yang terletak jauh terpencil dipedalaman atau pegunungan, pasti didalamnya terdapat orangs tertentu yang berpengaruh dilingkungan masyarakat yang bersangkutan, orang tersebut biasa dikenal dengan tokoh masyarakat atau tokoh berpengaruh yang sangat dihormati, disegani, dituruti dan kadang-kadang dikeramatkan. tokoh berpengaruh dapat dibedakan antara lain :

1)    Tokoh formal.  yaitu pejabat desa yang paling terendah sampai pejabat pemerintah yang paling tinggi.
2)    Tokoh in formal.  orang yang berpengaruh dalam masyarakat namun bukan pejabat dan diangkat resmi oleh pemerintah seperti : 
3)    Tokoh agama. kiyai, ustads, pendeta dan lain-lain.
4)    Tokoh masyarakat. pejuang kemerdekaan, kepala adat.

c.    Pendekatan melalui keagamaan.   didalam pelaksanaan Binter terbatas agar sejauh mungkin menghindari pendekatan keagamaan secara homogen (Satu agama saja) tetapi melakukan pendekatan keagamaan secara keseluruhan.
18
16.    Lima puan Teritorial.  Kemampuan teritorial yang perlu dibina dan disiapkan bagi para pembina teritorial meliputi :

a.    Kemampuan temu cepat lapor cepat.  adalah kemampuan mendeteksi sedini mungkin kecendariungan lingkungan yang berkaitan dengan pertumbuhan terhadap geografi, demografi dan konsos, sehingga lebih banyak mengambil tindakan preventif dari pada represif.  hakekat dari puan temu cepat dan lapor cepat adalah merupakan bagian dari puan Binter untuk mencapaisuatu keberhasilan tugas secara efektif dan efisien.

b.    Kemampuan manajemen Ter.    adalah suatu pola pikir yang konsepsional untuk digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan Binter secara terpadu dan tindakan pemberantasan dalam rangka memelihara stab daerah.

c.    Kemampuan penguasaan wilayah.    adalah rangkaian puan untuk dapat mengikuti perkembangan dalam kehidupan bermasyarakat yang mencakup bidangang konsos, kemampuan untuk memelihara data yang lengkap dan mutakhir serta puan mengerahkan kekuatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam han Negara.

d.    Kermampuan pembinaan rakyat terlatih.    adalah rangkaian dari kemampuan untuk merencanakan  dan melaksanakan pembentukan organisasi wanra di wilayahnya sebagai salah Satu komponen dasar pertahanan Negara. Kemampuan untuk merencanakan dan menyiapkan organisasi wanra yang sudah terbentuk untuk diarahkan penugasannya sesuai funsinya.
e.    Kemampuan komsos.    Kemampuan komsos  bagi aparat teritorial merupakan personel mutlak didalam memelihara hubungan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan masyarakat maupun pemerintah, sehingga akan tercipta saling pengertian yang mendalam dan memungkinkan munculnya partisipasi masyarakat.

BAB-VI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINTER TERBATAS
 SATUAN NON KOWIL

17.    Umum.  dari kondisi Satuan non Kowil saat ini, kemudian adanya factor-faktor yang mempengaruhi, seorang Komandan satuan non Kowil perlu memikirkan dan mengupayakan bagaimana cara atau solusi meningkatkan kemampuan anggotanya. Upaya tersebut hendaknya berorienterbatasi pada pendekatan kondisi lingkungan dimana ia bertugas serta ditunjang dengan dasar kepribadian, pengetahuan dan pengalaman termasuk sarana dan prasarana pendukung yang ada. disamping itu upaya tersebut dilaksanakan secara konsepsional kedepan serta bersifat aparatlikatif dilapangan dalam rangka pencapaian sasaran Binter secara terbatas.

18.    Sasaran. Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan Binter terbatas sesuai dengan kondisi yang ada disekitar pangkalan/Satuan, maka ditentukan sasaran sebagai berikut :
                          
a.    sas pokok.  sas pokok Binter terbatas berkaitan lansung dengan kepentingan pertahanan Negara dalam menjaga dan mengawal wilayah Nasional dan mewujudkan RAK juang yang tangguh untuk menunjang kepentingan sishanta.

b.    Sasaran khusus.  Sasarsan khusus Binter terbatas bercorak kepentingan pertahanan Negara dalam menjaga dan mengawal Negara dalam mewujudkan kesadaran bernegara dan bela Negara.

c.    Sasaran antara.  Sasaran antara Binter terbatas merupakan kondisi terpadu  dalam menyelenggarakan Binter untuk menjamin keterpaduan upaya mewujudkan sasaran pokok dan sasaran khusus Binter terbatas.

19.    Metoda dan tehnik.  Metoda Binter adalah upaya-upaya pokok yang merupakan pedoman Binter dilapangan, sedangkan tehnik pembinaan adalah merupakan cara menerapkan metoda tertentu yang disesuaikan dengan waktu, tempat dan kondisi obyek.

a.    Metoda. Metoda Binter terbatas pada prinsipnya sama dengan metoda Binter yaitu bhakti TNI yang merupakan metoda Binter yang mengutamakan pendekatan kesejahteraan untuk menunjang, mendinamisasi atau lebih meningkatkan pembangunan masyarakat yang mengandung pula aspek ketahanan wilayah. pada pelaksanaan  Binter terbatas, bhakti TNI bersifat sederhana dan dititik beratkan pada karya bhakti dengan kegiatan sbb :
1)    Fisik.  Kegiatan yang mamfaatnya lansung dapat dirasakan  masyarakat dan berupa fasilitas umum antara lain :
              
a)    Perbaikan jalan, jembatan dan irigasi.
b)     Pembuatan mck.
c)    Perbaikan tempat-tempat ibadah.
d)    Kebersihan lingkungan dan sarana kesehatan.
e)    Pembinaan olah raga.
f)    Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan lain-lain.
2)    Non fisik.  kegiatan yang bersifat non fisik bermamfaat untuk menumbuhkan kesadaran, sikap mental yang baik dan mendorong peran serta masyarakat dalam menyuseskan pembangunan misalnya:
a)    penyuluhan tentang kesehatan dan KB.
b)    Penyuluhan dpendidikan dan pemberantasan buta aksara.
c)    Penyuluhan peningkatan kesejahteraan berupa b’ternak,  b’kebun, industri rumah tangga dsbnya.
d)    Penyuluhan kesadaran berbangsa dan berNegara.
e)    Penyuluhan kesadaran bela Negara.
f)    Penyuluhan bidang hukum.

b.    Tehnik.    penerapan tehnik Binter terbatas mencerminkan seni dan kepemimpinan dan  Komandan satuan. Tehnik pembinaan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berupa latihan,  anjangsana, penyuluhan dan kegiatan bersama.

1)    Latihan.  Bagi kesiapan satuan, tehnik latihan dipadukan kedalam paket latihan satuan, baik yang diprogramkan maupun tidak.  segala sarana dan prasarana yang ada dapat didayagunakan untuk melatih anggota satuan dan menumbuhkan wawasan teritorial.  Sedangkan untuk membina keluar satuan tetap disesuaikan dengan rencana Binter dari  Komandan Kowil setempat.
2)    Anjangsana.  merupakan tehnik pembinaan yang cukup efektif, sehingga perlu digalakkan.  Melalui tehnik ini para pembina secara lansung dapat bertatap muka dan berdialog dengan pihak-pihak yang dibina.  Anjangsana dapat dilakukan terhadap semua golongan atau  masyarakat baik secara perorgan maupun dalam kelompok.
3)    Penyuluhan.   Tehik ini digunakan terutama bila hal yang ingin dimasyarakatkan bersifat tehnis, memerlukan pengertian dan pemahaman secara jelas.   Di samping itu juga didasarkan atas pertimbangan bahwa tingkat pengertian dan pemahaman fihak yang dibina relatif rendah khususnya terhadap hal yang ingin di masyarakatkan tersebut. Tehnik penyuluhan akan lebih optimal hasilnya apabila disertai dengan pelatihan maupun keteladanan.   Untuk kepentingan kedalam satuan tehnik ini dilakukan melalui jam-jam Komandan.
4)    Kegiatan bersama.   Melalui olah raga, seni, agama dan lain-lain. tehnik ini sangat efektif untuk menggerakkan kebersamaan masyarakat dan toleransi serta jiwa personelatuan yang kuat.   melalui tehnik ini juga dapat ditimbulkan suasana saling mengenal dan sekaligus dapat diketahui sifat atau karakter masyarakat.

20.    kegiatan penyelenggaraan.

a.    tahap perencanaan.

1)    mempelajari keterangan tetang situasi dan kondisi yang berlaku di daerah tanggung jawab Satuannya, seperti juk Ter Kodim, Anpotwil dan anpothan.
2)    mempelajari program Binter yang dilaksanakan oleh Kowil setempat , terutama di wilayah dengan radius 1-5 km dari pangkalan satuan non Kowil.
3)    Merumuskan dan menyusun rencana kegiatan Binter terbatas yang dipadukan  kegiatan rencana pembinaan satuan yang disusun dalam program kerja satuan.
4)    Membuat laporan ke Komando atas tentang rencana kegiatan Binter terbatas.

21.    Tahap persiapan.

a.    Tahap personeliapan  Binter terbatas dilakukan sebagai pelaksanaan kerja satuan.

b.    Memberi pemahaman kepada  anggota yang dilibatkan tentang renc kegiatan Binter terbatas dan memberi penataran agar memiliki syarat-syarat sebagai Pembina territorial.
                           
c.    Menyusun organisasi tugas dan memilih personel disesuaikan dengan metode yang akan digunakan serta meningkatkan lima kemampuan ter yang dimiliki satuan secara bertahap.

d.    Memberi tugas dan tanggung jawab pelaksanaan Binter terbatas disertai batasan-batasan yang harus dipedomani dan dilaksanakan oleh para Komandan Satuanba wah serta personel lain yang dilibatkan.

e.    Menyiapkan dukungan logistik, dana dan sarana kontak yang diperlukan untuk kegiatan Binter terbatas yang telah diprogramkan dalam program pembinaan satuan.

f.    koordinasi dengan Kowil setempat dilaksanakan secara terus menerus.

22.    Tahap pelaksanaan.

a.    Pelaksanaan Binter terbatas meliputi pembinaan aspek geografi, demografirafi dan konsos masyarakat yang ada di sekitar pangkalan non Kowil.

b.    Pelaksanaan kegiatan.
1)    Pembinaan geografi. Diarahkan untuk memelihara, memamfaatkan dan mengembangkan geografi bagi kepentingan pertahanan dan kesejahteraan. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan geografi antara lain :
    
a)    Inventarisasi data geografi tentang :
(1)    Jalan pendekat untuk kepentingan pertahanan dan ekonomi.
(2)    Basis logistik.
(3)    Obyek vital untuk kepentingan pertahanan dan ekonomi.
(4)    Daerah latihan TNI.
(5)    Daerah rawan bencana alam
b)    Kegiatan pembinaan potensi untuk dirubah menjadi ruang juang bagi kepentingan pertahanan Negara sebagai berikut:
(1)    Melakukan koordinasi dengan Kowil dan pemda setempat untuk menggarap potensi geografi agar berdaya guna untuk kepentingan pertahanan, ekonomi dan kesejahteraan rakyat setempat.
(2)    Melakukan karya bhakti bersama masyarakat setempat dengan sasaran yang benar-benar dapat  bermamfaat lansung kepada masyarakat seperti pembersihan lingkungan, penghijauan pada lahan kritis dan lingkungan pangkalan tanpa merugikan kepentingan taktis.
(3)    Menanamkan pengertian dan kesadaran kepada masyarakat setempat termasuk anggota satuan dan keluarganya tentang pentingnya kebersihan dan kelestarian lingkungan.

2)    Pembinaan demografi.  Diarahkan untuk menyusun kekuatan demografi yang mampu berperan sebagai penangkal terhadap segala bentuk hakekat anc. untuk itu kegiatan yang dapat dilakukan terbatas pada :
a)    Pendataan keluarga yang digolongkan pada struktur jenis kelamin, usia dan pekerjaan.
b)    Memperoleh data secara terbatas tentang   perkembangan penduduk disekitar pangkalan untuk mengetahui gambaran umum tentang mobilitas penduduk.
c)    Dalam rangka membatu Kowil menyiapkan kekuatan wilayah, pada aspek demografi ini, Komandan satuan perlu :
(1)    Melaksanakan inventarisasi ormas yang di  daerah lingkungan pangkalan, orgas pemuda, orgas sosial, olah raga, bela diri, wanra dan hansip.
(2)    Melakukan Penyuluhan, penggalangan dan pembinaan agar semua masyarakat merasa memiliki satuan TNI ad dan saling membutuhkan sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling mengamankan.
(3)    Menyelenggarakan kegiatan fisik dan non fisik berupa pembinaan sikap mental masyarakat agar memiliki daya tangkal, daya cegah dan daya lawan terhadap tiap bentuk ancaman terhadap kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara dalam pola sishanta.

(4)    Metoda yang digunakan adalah berupa penataran, han, ceramah, diskusi, kegiatan olah raga bersama, kegiatan agama dan latihan-latihan termasuk didalamnya pembinaan kepada masyarakat agar siap menjadi wanra.
3)    Pembinaan konsos.  Kegiatan pembinan konsos dilaksanakan dalam dua arah yaitu :
a)    Kedalam. 
(1)    Menegakkan disiplin prajurit disertai upaya pemahaman terhadap norma-norma yang berlaku bagi TNI maupun pangkalan masyarakat secara umum.  Pedoman dasar yang harus dipegang teguh adalah sapta marga, sumpah prajurit, 8 TNI wajib serta norma-norma lain yang sudah dilembagakan.
(2)    Pengenalan kepada prajurit tentang ciri-ciri budaya atau adat istiadat masyarakat diwilayah yang menjadi tanggung jawab pembinanya.
(3)    Selalu menjaga suasana dilingkungan prajurit dan keluarganya serta terus menumbuhkan jiwa korsa yang kuat dan positif.
4)    berupaya mendekatkan hubungan antar prajurit dan keluarganya dengan masyarakat sekitarnya, melalui berbagai kegiatan masyarakat seperti olah raga, keagamaan, pelayanan kesehatan, bantuan pendidikan dsb.

b)    Keluar.
(1)    Menyiapkan tenaga terampil dan berpengetahuan untuk tugas bantuan bidang olah raga, kesenian rakyat, pendidikan, kesehatan, pertanian dan lain-lain yang menyentuh kebutuhan dasar bagi masyarakat setempat.
(2)    membantu masyarakat setempat dengan kemampuan dan masyarakat yang tersedia untuk mengatasi tiap masaalah yang timbul dimasyarakat.
(3)    mempengaruhi dan menggerakkan swadaya masyarakat dibidang peningkatan kesejahteraan lewat koperasi atau usaha lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
(4)    mempengaruhi dan menggerakkan masyarakat untuk mengupayakan kegiatan temu cepat dan lapor cepat secara swarkasa.
(5)    Pembinaan tokoh masyarakat tertentu untuk disiapkan sebagai unsur penggerak motivasi rakyat sekitar pangkalan.
(6)    Menyiapkan personel dalam susunan tugas khusus sebagai bantuan tugas ops/tugas Binter lainnya sesuai renc dan Kowil. contoh dalam hal ini adalah menyiapakan Satuan untuk tugas bhakti TNI dsb.

23.    Aplikasi dalam penugasan.   

a.    membuat kebun/ternak percontohan dan lains yang pada waktu tertentu mengundang masyarakat sekitar pangkalan untuk meninjau sekaligus memberi penjelasan singkat bagaimana cara-cara pembuatannya.

b.    mengadakan kegiatan olah raga bersama dengan masyarakat sekitar pangkalan termasuk anggota persit k c k dengan ibu-ibu organisasi wanita yang ada disekitar pangkalan.

c.    mengadakan kegiatan keagamaan dengan masyarakat sekitar pangkalan, misalnya sembahyang jum’at bersama, dengan membagi anggota untuk melaksanakan kegiatan keagamaan di beberapa tempat secara bersamaan.

d.    Satuan ikut serta memberi pelajaran/latihan PBB, PPM, upacara di sekolah-sekolah yang ada di sekitar pangkalan yang sebelumnya telah di koordinasikankan dengan fihak sekolah dan fihak Kowil setempat.

e.    Menunjuk beberapa anggota satuan yang memiliki keampuan sebagai pembina olah raga tertentu misalnya sepak bola, bola volly, bola basket dan lain-lain untuk membina kegiatan olah raga para pemuda yang ada disekitar pangkalan.


f.    Pada tiap acara-acara di Satuan misalnya selamatan HUT, selamatan sesudah atau sebelum latihan, syukuran/selamatan satuan, berangkat atau kembali dari tugas ops dan lain-lain, agar mengundangn tokoh masyarakat setempat dan beberapa perwakilan masyarakat yang ada disekitar pangkalan.

g.    Menunjuk beberapa personel untuk mengikuti acara-acara, upacara keselamatan, syukuran, keagamaan, pemakaman dan lain-lain yang diadakan oleh masyarakat yang ada disekitar pangkalan.

h.    Bila di satuan ada poliklinik, maka poliklinik satuan tersebut juga menerima atau melayani masyarakat sekitar pangkalan yang membutuhkan pertolongan.

i.    Bila di satuan ada pos yandu atau pos KB, maka pos tersebut mengadakan kerja sama dengan pos-pos serupa yang ada disekitar pangkalan dalam hal pelayanan dan pembinaan terhadap masyarakat.

24.    Diskusi dan konsultasi.   Pada saat melaksanakan latihan  disuatu daerah tertentu dapat pula dilakukan kegiatan Penyuluhan cerama-cerama, diskusi tentang kesadaran berbangsa dan bernegara, PPBN, Bela Negara, tani/ternak, home industri dan lain-lain di wilayah/sekitar tempat latihan, dalam pelaksanaannya dapat melibatkan instansi terkait dan personelit k c k, tergantung dari bentuk dan bidang apa yang dijadikan sebagai materi.

25.    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Binter terbatas.        

a.    Didalam penyelenggran Binter terbatas tiap prajurit satuan non Kowil perlu menyadari keberadaannya ditengah-tengah masyarakat ditujukan untuk memantapkan kemanunggalan TNI-rakyat serta mengutamakan bin pencegahan dini.

b.    Di dalam pelaksanaan Binter terbatas agar di hindari sejauh mungkin pendekatan kekuasaan.  Keberhasilan Binter tergantung kepada tanggapan masyarakat berdasarkan kesadaran dan saling percaya bukan karena takut atau terpaksa. metode pendekatan yang cukup efektif untuk mendukung keberhasilan  Binter terbatas adalah sbb :

1)    Persuasif. cara pembinaan yang mengutamakan ajakan atau mempengaruhi fihak lain agar tumbuh kemauan di dalam dirinya untuk mengikuti ajakan tersebut.
2)    Edukatif. cara bin dengan menanamkan pengertian dan pemahaman sehingga orang lain yakin kebenaran sesuatu dan selanjutnya dengan sadar menerimanya.
3)    Koordinatif dan konsultatif.  Cara pendekatan dengan menempatkan fihak lain dalam posisi yang sederajat, sehingga untuk mempengaruhi jalan pikirannya perlu dilakukan dengan cara koordinasi dan konsultasi.
4)    Keteladanan normatif.  Cara pembinaan dengan mengutamakan pemberian contoh atau teladan.  Bagi pembina yang penting menjaga sikap dan perilaku agar senantiasa mengikuti norma-norma yang berlaku.
                            32
c.    Binter terbatas akan mencapai hasil yang optimal apabila setiap prajurit non Kowil mengenal dan dikenal masyarakatnya secara baik dan positif.

d.    Dalam penyelenggaran Binter terbatas, harus disesuaikan dengan kultur / budaya masyarakat setempat.  Perubahan-perubahan yang dilakukan, dikomunikasikan secara berencana dan baik sehingga tidak menimbulkan perasan antipati.

e.    Hendaknya dipahami bahwa Binter adalah pekerjaan jangka panjang, artinya keberhasilan upaya Binter akan terlihat dan dinikmati lama setelah pelaksanaannya. untuk itu diperlukan kesabaran dan sikap optimis dari tiap pelaku Binter terbatas.

f.    Perlu di fahami bahwa semua rencana dan pelaksanaan Binter terbatas tetap dalam koordinasdi dan kendali Kowil.  Tidak boleh terkesan dalam pelaksanaannya satuan non Kowil mengambil alih tugas satuan Kowil.  Oleh karena itu kerja sama dan koordinasi yang baik senatias perlu dilaksanakan.

BAB-VII
KESIMPULAN DAN SARAN

26.    Kesimpulan. 

a.    Penyelenggaraan Binter terbatas yang dilaksanakan oleh Satuan non kowil tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan Binter yang dilakukan oleh Satuan Kowil, yang membedakan hanya masaalah wewenang, tugas dan tanggung jawab serta sarana dan prasarana yang digunakan.

b.    Keberhasilan suatu satuan non Kowil akan dapat dicapai maupun diatasi tergantung dari personel yang ada dalam satuan tersebut untuk dapat mendeteksi secara dini tiap masalah dan perkembangan yang ada disekitar pangkalannya.

c.    Pelaksanaan Binter terbatas yang dilakukan oleh satuan non Kowil akan berhasil dengan optimal, bila personel-personel yang dilibatkan dalam membina masyarakat yang ada disekitar pangkalan dibekali dengan kemampuan teritorian sebagai alat untuk berkomunikasi dengan masyarakat. 

27.    Saran.  Dalam upaya mencapai keberhasilan  Binter terbatas oleh Satuan komando kewilayahan, disarankan kepada komandan Satuan non komando kewilayahan untuk memsosialisasikan kepada personelnya tentang pengentahuan yang menyangkut masaalah pembinan teritorial, utamanya sikap Ter dan lima kemampuan Ter serta batas-batas wil binaan/radius km sehingga personel tidak salah  langka dalam pelaksanaanaan Binter terbatas. 

BAB-VIII
P E N U T U P
28.    Penutup.  Demikian pembahasan tulisan ini yang merupakan sumbang saran kepada pimpinan atas, kami menyadari didalam penulisan karya kami ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan dan kelemahannya, untuk itu diharafkan adanya koreksi guna perbaikan tulisan ini.

6.    Umum.
a.    Penyelenggaraan Binter terbatas oleh Satuan non Kowil secara umum tidak berbeda dengan penyelenggaran Binter yang dilaksanakan oleh Kowil.
                                                        
b.    Keberadaan Satuan non Kowil di suatu wilayah baik sebagai Satuan Balakhanpus maupun sebagai Balakhanwil, didalam melaksanakananakan Binter terbatas akan berhubungan erat dengan penyelenggaraan Binter yang dilaksanakan oleh Kowil.  secara umum kekegiatanan Binter oleh Kowil dan Binter terbatas oleh Satuan non Kowil saling mengisi dan menunjang sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat berhasil secara optimal.

7.    Dasar penilaian.

a.    Dari keterkaitan sisbinter  dengan sisbin TNI, sisbintanas dengan sinbin HanNegara, maka subyek Binter pada hakekatnya melibatkan segenap aparat TNI,  aparat pemerintah dan seluruh masyarakat, namun jika ditinjau secara fungsional, tanggung jawab keberhasilan Binter terletak pada TNI.

b.    secara struktural penanggung jawab Binter dalam lingkungan TNI-AD berada pada Kowil.

c.    Satuan non Kowil dalam jajaran TNI-AD baik Satpur, Satbanpur maupun Satbanmin membantu Kowil dengan melaksanakan kegiatan Binter terbatas.

8.    permasalahan.    keberhasilan suatu Satuan non Kowil akan dapat dicapai maupun diatasi tergantung dari personel yang ada dalam Satuan tersebut untuk dapat mendeteksi secara dini tiap permasalahan dan perkembangan yang ada disekitar pangkalan, sehingga tiap
6
masalah maupun perkembangan yang terjadi dapat dijadikan suatu acuan untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, khususnya terhadap masaalah-masalah yang mungkin akan mengganggu stabilitas keamanan Nasional.       Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pelaksanaan Binter terbatas sasaran-sasaran yang perlu dibina oleh Satuan non Kowil adalah sbb :

a.    potensi geografi sebagai ruang juang dengan berbagai bentuk dan karakteristik serta segenap isinya yang berupa sumber kekayaan alam yang dapat mendukung  pertahanan Negara.

b.    potensi demografi sebagai alat juang dengan sifat dan ciri pertumbuhan, penyebaran dan komposisi yang dimiliki sadar bernegara dan Bela Negara.

c.    potensi ipoleksosbud sebagai kondisi juang yang mencerminkan keuletan dan ketangguhan bagis dalam m’dukung tergar han Negara.

BAB-III
KONDISI  SATUAN NON KOWIL SAAT INI


8.    Umum.    secara umum personel yang ada di Satuan non Kowil saat ini adalah prajurit pilihan yang telah diseleksi baik dari segi kes, fisik, mental maupun intelegent sebelum mengikuti dik disuatu lemdik yang sesuai dengan cabang, namun demikian masih banyak ditemukan prajurit non Kowil yang tidak mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di
7
lemdik dengan rangkaian pelaksanaan tugas di lapangan, terutama penerapan Binter terhadap wilayah yang ada disekitar pangkalannya, sehingga timbul tanggapan dari masyarakat bahwa personel TNI yang ada di Satuan tersebut sombong dan tidak mau berinteraksi dengan masyarakat, hal ini bisa saja terjadi karena adanya keterbatasan dari pimpinan personel tersebut, namun tidak menutup kemungkinan karena ketidak mampuan personel itu sendiri untuk melaksanakan pendekatan terhadap masyarakat yang ada disekitar pangkalannya.

9.    Aspek mental.  sikap prajurit Satuan non Kowil yang baik sangat perlu di perhatikan dalam  pelaksanaan pencapaian sas yang di haraparatkan oleh ko atas baik sas pokok, antara maupun khusus. indikasi di lapangan adanya prajurit yang kurang memiliki rasa tanggungg jawab pada tugas yang diembankan kepadanya yang seharusnya dikerjakan yaitu :

a.    Sikap malas.  masih t’lihat prajuritt non Kowil dalam melaksanakan tugas dan fungsi sering t’lihat malas terhadap tiap tanggungg jawab yang diberikan kepadanya, sehingga muncul personelepsi dari masyarakat bahwa TNI-AD adalah pengangguran tidak kentara.

b.    Sikap apatis.  masih adanya ditemukan prajurit non Kowil yang acuh tak acuh dan tidak mau tahu  serta krg aktif mengikuti dan m’antisipasi tiaparat dinamika perkembangan masyarakat yang ada disekitar/ diwil seperti kesenjangan sos/ekon,  sara d ll sebagainya.

c.    Sikap arogan.  tidak jarang seorang prajurit non Kowil ingin dibedakan dengan  masyarakat lainnya, hal ini sangat merugikan dirinya sendiri  dalam melaksanakan tugas
                                                            
sehari-hari dan akan menimbulkan sikap antipati dari masyarakat yang ada disekitar/wilayahnya.

d.    Sikap rahabilitasi.  masih terdapat prajurit non Kowil yang menganggap tiap masalah yang timbul di wilayahnya adalah merupakan hal yang biasa tanpa m’analisa dampak apa kiras yang akan terjadi pada tiaparat masalah tersebut.

e.    Sikap tauladan. masih terdapat prajurit non Kowil yang blm bisa ditauladani oleh masyarakat yang ada disekitar/wilayahnya, karena secara terangs melakukan hals yang tidak terpuji seperti :

1)    Melakukan minums keras ditempat umum.
2)    Membeck up tempat portitusi.
3)    Membeck up tempat judi.
4)    Masih memilah-milah masyarakat yang ingin dibantu.
5)    Dan lain-lain yang sangat b’tentangan dengan s. prajurit, s.m dan 8 TNI wajib.

10.    Aspek kecakapan.   prajurit yang baik adalah prajurit yang mau belajar untuk menambah pengetahuan dan wawasannya serta ingin selalu mengetahui tiaparat perkembangan yang ada saat ini, namun masih terdapat prajurit  yang k’kemampuannya kurang karena tidak ada keinginan untuk belajar baik formil maupun non formil, pada hal
9
kemampuan tersebut sangat dibutuhkan untuk m’hadaparati dinamika perkembangan Satuan ini, seperti halnya :

a.    Kemampuan temu cepat dan lapanganor cepat.  adalah salah Satu syarat yang harus dimiliki oleh seorang prajurit non Kowil dalam rangka mendukung tugasnya dalam bin masyarakat yang ada di sekitar Satuannya, namun kenyataannya masih terdapat prajurit yang blm mampu untuk mengadakan penginderaan terhadap tiap dinamika perkembangan yang ada disekitar wilayah/Satuannya.

b.    Kemampuan manajemen ter. dalam rangka mmlihara dan meningkatkan puan prajurit non Kowil yang ditugaskan membina  masyarakat yang ada di sekitar wilayahnya, dituntut untuk mempunyai  pemikiran yang  konsepsional   untuk   digunakan  sebagai  pedoman   dalam merenckan, mengorganisir, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan Binter dalam rangka kepentingan Hankam dan rakyat, namun sampai saat ini masih terdapat prajurit non Kowil yang belum mampu untuk berbuat dan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat binaannya untuk meningkatkan taraf hidup dan stabilitas keamanan serta  menarik simpati masyarakat.

c.     Kemampuan penguasaan wil.  sesuai dengan peranannya seorang prajurit  adalah merupakan aparat kam dan juga sebagai sumber informasi bagi Satuan/atasannya, namun kenyataan dilapangan masih terdapat prajurit yang tidak menguasai tentang kehidupan, karakter, adat istiadat serta potensi alam yang ada di sekitar pangkalannya.

d.    Kemampuan wanra.  salah Satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang prajurit non Kowil dalam bin masyarakat yang ada disekitar pangkalannya ialah pembinaan masyarakat agar sadar akan berNegara dan Bela Negara,  namun masih ada prajurit yang belum mampu untuk menarik, menggugah masyarakat karena masih ada rasa ragu tiap akan menyampaikan sesuatu, t’utama terhadap masyarakat yang m’punyai wwsan luas.

e.    Kemampuan komsos.  dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mmlihara hub dengan tomasyarakat, namun dalam hal ini masih terdapat prajurit non Kowil yang blm dapat meneraparatkan tentang puan ini, karena ilmu serta wwsan masih terlalu sempit.

BAB-IV
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN BINTER TERBATAS


11.    Umum.    Wawasan dan kelebihan yang dimiliki seorang prajurit non Kowil dalam     melaksanakan fungsi dan tupok baik didalam Satuan maupun diluar Satuan adalah merupakan hal yang wajar dan memang harus dimiliki,  namun demikian tidak semua prajurit mempunyai puan yang sama karena terpengaruh oleh beberapa faktor al :  SDM, ekonomi, lingkungan dan lain-lain.

12.    Pengaruh dari dalam (internal)
a.    Kekuatan.

                                                  11
1)    SDM.   diera globalisasi saat ini, tingkat pesatnya pembangunan dan info disegala bidang, dibutuhkan  SDM yang maju utamanya dalam lingkungan TNI-AD. sehingga para prajurit non Kowil dalam melaksanakan fungsi dan tupok dapat mengimbangi kemajuan atau perubahan zaman yang semakin hari semakin  canggih.
2).    semangat juang.    dalam meningkatkan puan para prajurit non Kowil dalam melaksanakan fungsi dan tupok, maka semangat juang lebih ditingkatkan lagi guna menambah spirit bagi prajurit tersebut, semangat juang ini sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas seharis, oleh karena itu perlunya menanamkan semangat juang agar apa yang diharafkan dan dicita-citakan oleh pimpinan  atas dapat terlaks dengan baik.
3).    sikap mental. beberapa kegiatan prajurit non Kowil didalam melaksanakan tugas dan fungsi memerlukan dan menuntut mental yang kuat, khususnya bagi mereka yang ditugaskan pulket yang berhubungan dengan massa atau masyarakat yang ada disekitar pangkalannya. ketenangan dalam bertindak serta tabah dan sabar mengikuti bangsit merupakan faktor utama keberhasilan dalam memoleh keterangan yang diinginkan, hal ini dapat terlaksanan apabila prajurit tersebut mempunyai mental yang kuat dan terlatih.
4).    Tingkat intelegent (IQ).  kemampuan seorang prajurit non Kowil dalam melaksanakan tupok dan fungsi tergantung dari tingkat IQ nya, apabila tingkat IQ nya rendah maka puan dalam melaksanakann tugas juga agak berkurang, namun apabila tingkat IQ nya tinggi maka tingkat kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan fungsi akan lebih baik.
5).    Bakat.  adalah merupakan faktor yang sangat berpengaruh besar dalam pelaksanaan tugas dan sangat menunjang dalam pelaksanaan tugasnya seharis. seorang prajurit yang mempunyai puan intelegent (IQ)  yang  tinggi  ttp  tidak  
                                                  12
mempunyai   bakat   dalam melaksanakan tugas dan fungsi, maka akan sulit baginya untuk berbuat dan bertindak didalam pelaksanaan tugas dan fungsi.
6).    Fisik. keampuan fisik yang prima adalah merupakan modal utama dalam melaksanakan tugas dan fungsi seorang prajurit karena dengan puan fisik yang prima seorang prajurit dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal, karena fisik merupakan kendala utama dalam melaksanakan fungsi, tupok, berbuat dan b’tindak, oleh sebab itu seorang prajurit dituntut untuk mempunyai fisik yang baik didalam menunjang pelaksanaan tugasnya seharis.

b.    Kelemahan.

1)    Kurang percaya diri.  seorang prajurit non Kowil didalam melaksanakan tupok dan fungsi, selain harus memiliki kemampuan dan tingkat kemampuan yang memadai, maka dituntut juga untuk percaya kepada kemampuannya, karena apabila seorang prajurit tidak memiliki rasa percaya diri yang kuat, maka hasil kerja dan kreatifnya tidak akan optimal, dengan demikian apa yang ia rasakan dan alami didalam melaksanakan tugas harus selalu diyakini.
2)    Sifat.  kesombongan adalah salah satu penghambat bagi seorang prajurit non Kowil didalam melaksanakan tugas. kebiasan overacting atau memamerkan kelebihannya, mengakibatkan seorang prajurit lupa akan tupoknya.
3)    Apatis.  seorang prajurit non Kowil yang mempunyai sifat apatis dan acuh tak acuh terhadap lingkungan maupun tugas dan fungsi adalah salah Satu faktor penghambat dan perlu mendapat perhatian khusus dari seorang pimpinan Satuan, karena prajurit yang tidak mempunyai rasa peduli dengan keadaan tugas maupun lingkungannya serta selalu menganggap remeh tiap masalah, adalah merupakan suatu hal yang sangat fatal.

13.    Pengaruh dari luar (eksternal).  

a.    Peluang.

1)    Tersedianya buku media.  perkembangan di zaman terbuka dan transparant, informasi tidak terlepas dari mass media serta buku-buku umum yang  beredar  dalam  masyarakat  serta media electronik yang semakin berani dan terbuka, hal ini merupakan kesempatan dan peluang bagi seorang prajurit non Kowil didalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya yang tidak didapatkan di lembagadpendidikan. dengan demikian keberadaan buku-buku umum dan mass media dapat memberi mamfaat guna menunjang tugas yang dibebankan kepadanya.
2)    Adanya sumber refrensi.  didalam mendukung tugas seorang prajurit non Kowil dibutuhkan profesionalisme dan kecakapan, dalam hal ini seorang prajurit tidak akan kehabisan pengetahuan, dimana Satuan-satuan yang ada dalam tubuh TNI-AD sudah lama berdiri di Indonesia, sehingga terdapat banyak nara sumber, pakar-pakar serta buku-buku petunujuk pelaksanaan tugas yang diterbitkan oleh TNI-AD yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas, baik didalam pelaksanaan tugas dan fungsi disatuan maupun diluar tupoknya. 

b.    Kendala.

1)    Latar belakang pendidikan.  Pendidikan adalah suatu modal dasar dalam pembentukan dan sikap seseorang dan juga merupakan cermin dan tingkah laku seseorang serta tata cara berkomunikasi dalam menyampaikan sesuatu kepada org lain. dengan demikian, jelaslah bahwa seorang prajurit non Kowil harus mempersoneliakan dirinya untuk selalu mengisi dan belajar secara terus menerus, baik pendidikan formil maupun non formil, hal ini dilakukan untuk mengimbangi dinamika perkembangan zaman yang semakin maju.
2)    Lingkungan.  Suasana tempat kerja dan tempat tinggal juga turut berpengaruh dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, suasana stres ditempat kerja dan dilingkungan tempat tinggal akan membuat seorang prajurit takut dalam bertindak serta tidak dapat mengendalikan emosi dan tingkah lakunya.
3)    Ekonomi.  tingkat jahril adalah salah Satuanu faktor utama yang dapat menghambat pelaksanaan kerja seorang prajurit, dan bilamana jahril terpenuhi sesuai dengan kebutuhan maka otomatis tupok akan berjalan lancar sesuai apa yang diharafkan.
4)    Hukum.  Untuk mengoptimalisasikan kinerja seorang prajurit non Kowil dilapangan, harus didukung dengan perangkat peraturan termasuk masaalah hukum, sehingga hal-hal yang dikerjakan mempunyai kejelasan arah yang hendak dicapai.  
5)    Alat komunikasi.  Adalah merupakan salah Satu sarana pendukung dilapangan dan sangat dibutuhkan untuk kecepatan penyampaian suatu berita atau informasi, karena melalui sarana alkom tersebut, komunikasi masing-masing pimpinan Satuan maupun antara anggota dilapangan dengan komandonya akan berjalan lancar dalam hal pemberian informasi.

BAB-V
KEMAMPUAN   SATUAN NON KOWIL YANG DIHARAFKAN


14.    Umum.    Kemampuan seorang prajurit non Kowil yang diharafkan terutama bagi mereka yang ditugaskan untuk melaksanakan Binter secara terbatas disekitar lingkungan Satuannya ialah seorang yang memiliki kemampuan optimal didalam melaksanakan tugasnya, terutama dalam hal pencapaian sasaran Binter secara terbatas. untuk mencapai sasaran yang diharafkan tersebut, maka prajurit yang ditugasi untuk membina masyarakat yang ada disekitar pangkalannya perlu memiliki sikap ter serta pengetahuan khusus tentang pengetahuan Binter.

15.    Sikap Teritorial.  Untuk mewujudkan pengamalan sikap teritorial diperlukan suatu tehnik penampilan diri yang simpatik dan meyakinkan fihaks/masyarakat yang menjadi sasaran pembinaan, sehingga prajurit tersebut mendapat tanggapan fositif dari masyarakat binaannya. pengamalan sikap teritorial pada hakekatnya adalah cara mengamalkan sapta marga, sumpah prajurit dan delapan TNI wajib yang sudah melekat pada tiap kehidupan pribadi tiap prajurit.  Amalan sikap teritorial tersebut di transpormasikan melalui komunikasi dengan masyarakat yang menjadi binaanya, sehingga selain sikap dan prilaku yang dapat dijadikan contoh bagi masyarakat, maka seorang prajurit wajib menjadi pembicara dan pendengar yang baik, untuk mewujudkannya harus memiliki beberapa tehnik meliputi :

a.    Penampilan dimuka umum.    

1)    Senyum simpatik.  Dalam berkomunikasi dengan masyarakat hendaknya seorang prajurit non Kowil tampil simpatik dan tidak kikir memberikan senyum, sebab pada dasarnya senyuman itu merupakan isyarat yang memberikan arti yang sangat menyenangkan dan dapat menimbulkan rasa menawan hati dan rasa simpatik  yang memiliki daya tarik yang mendalam, dalam arti kata bahwa senyum dipangkalangan teritorial sudah memasyarakat istilahnya yaitu “ senyum ter”.
2)    Tegur sapa.  bagi tiap prajurit non Kowil agar senatiasa membiasakan diri melakukan tegur sapa pada saat berjumpa dengan siapapun dan kapanpun sehingga akan menimbulkan keakraban antar sesama rekan maupun dengan masyarakat, hal ini merupakan penampilan akan budi pekerti, rasa hormat, rasa toleransi, rasa kesetia kawanan sos yang terpuji terhadap siapapun.
3)    Rasa hormat dan terima kasih.  Dalam tiap bentuk layanan dan sajian yang diberikan kepada kita, hendaknya kita sebagai prajurit menunjukkan rasa hormat dan terima kasih, hal ini dapat menimbulkan kesan akrab yang mendalam dan dapat menimbulkan adanya rasa personelaudaraan.
4)    Kenal adat istiadat.  seorang prajurit non Kowil yang diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas Binter secara terbatas disekitar wilayah/pangkalannya, agar mengenal adat istiadat lingkungannya serta mampu menyesuaikan diri dalam bersikap maupun tingkah lakunya, dengan melakukan hals yang tidak melanggar adat istiadat masyarakat setempat maka akan menimbulkan rasa simpatik yang mendalam dari masyarakat.
                
5)    Mudah menyesuaikan diri.  bagi seorang prajurit non Kowil harus mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat disekitar lingkungan maupun binaanya, dan dalam bergaul hendaknya hanya tidak terbatas pada Satuanu golongan atau Satu kelompok masyarakat saja, tetapi hendaknya merata kepada seluruh masyarakat, sehingga tidak dikatakan pilih kasih dalam bergaul.

b.    Kenali tokoh berpengaruh.  pada tiap masyarakat, baik yang bertempat tinggal di kota besar, pinggir kota maupun yang terletak jauh terpencil dipedalaman atau pegunungan, pasti didalamnya terdapat orangs tertentu yang berpengaruh dilingkungan masyarakat yang bersangkutan, orang tersebut biasa dikenal dengan tokoh masyarakat atau tokoh berpengaruh yang sangat dihormati, disegani, dituruti dan kadang-kadang dikeramatkan. tokoh berpengaruh dapat dibedakan antara lain :

1)    Tokoh formal.  yaitu pejabat desa yang paling terendah sampai pejabat pemerintah yang paling tinggi.
2)    Tokoh in formal.  orang yang berpengaruh dalam masyarakat namun bukan pejabat dan diangkat resmi oleh pemerintah seperti :  
3)    Tokoh agama. kiyai, ustads, pendeta dan lain-lain.
4)    Tokoh masyarakat. pejuang kemerdekaan, kepala adat.

c.    Pendekatan melalui keagamaan.   didalam pelaksanaan Binter terbatas agar sejauh mungkin menghindari pendekatan keagamaan secara homogen (Satu agama saja) tetapi melakukan pendekatan keagamaan secara keseluruhan.
18
16.    Lima puan Teritorial.  Kemampuan teritorial yang perlu dibina dan disiapkan bagi para pembina teritorial meliputi :

a.    Kemampuan temu cepat lapor cepat.  adalah kemampuan mendeteksi sedini mungkin kecendariungan lingkungan yang berkaitan dengan pertumbuhan terhadap geografi, demografi dan konsos, sehingga lebih banyak mengambil tindakan preventif dari pada represif.  hakekat dari puan temu cepat dan lapor cepat adalah merupakan bagian dari puan Binter untuk mencapaisuatu keberhasilan tugas secara efektif dan efisien.

b.    Kemampuan manajemen Ter.    adalah suatu pola pikir yang konsepsional untuk digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan Binter secara terpadu dan tindakan pemberantasan dalam rangka memelihara stab daerah.

c.    Kemampuan penguasaan wilayah.    adalah rangkaian puan untuk dapat mengikuti perkembangan dalam kehidupan bermasyarakat yang mencakup bidangang konsos, kemampuan untuk memelihara data yang lengkap dan mutakhir serta puan mengerahkan kekuatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam han Negara.

d.    Kermampuan pembinaan rakyat terlatih.    adalah rangkaian dari kemampuan untuk merencanakan  dan melaksanakan pembentukan organisasi wanra di wilayahnya sebagai salah Satu komponen dasar pertahanan Negara. Kemampuan untuk  merencanakan dan menyiapkan organisasi wanra yang sudah terbentuk untuk diarahkan penugasannya sesuai funsinya.
e.    Kemampuan komsos.    Kemampuan komsos  bagi aparat teritorial merupakan personel mutlak didalam memelihara hubungan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan masyarakat maupun pemerintah, sehingga akan tercipta saling pengertian yang mendalam dan memungkinkan munculnya partisipasi masyarakat.

BAB-VI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINTER TERBATAS
 SATUAN NON KOWIL


17.    Umum.  dari kondisi Satuan non Kowil saat ini, kemudian adanya factor-faktor yang mempengaruhi, seorang Komandan satuan non Kowil perlu memikirkan dan mengupayakan bagaimana cara atau solusi meningkatkan kemampuan anggotanya. Upaya tersebut hendaknya berorienterbatasi pada pendekatan kondisi lingkungan dimana ia bertugas serta ditunjang dengan dasar kepribadian, pengetahuan dan pengalaman termasuk sarana dan prasarana pendukung yang ada. disamping itu upaya tersebut dilaksanakan secara konsepsional kedepan serta bersifat aparatlikatif dilapangan dalam rangka pencapaian sasaran Binter secara terbatas.

18.    Sasaran. Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan Binter terbatas sesuai dengan kondisi yang ada disekitar pangkalan/Satuan, maka ditentukan sasaran sebagai berikut :
                           
a.    sas pokok.  sas pokok Binter terbatas berkaitan lansung dengan kepentingan pertahanan Negara dalam menjaga dan mengawal wilayah Nasional dan mewujudkan RAK juang yang tangguh untuk menunjang kepentingan sishanta.

b.    Sasaran khusus.  Sasarsan khusus Binter terbatas bercorak kepentingan pertahanan Negara dalam menjaga dan mengawal Negara dalam mewujudkan kesadaran bernegara dan bela Negara.

c.    Sasaran antara.  Sasaran antara Binter terbatas merupakan kondisi terpadu  dalam menyelenggarakan Binter untuk menjamin keterpaduan upaya mewujudkan sasaran pokok dan sasaran khusus Binter terbatas.

19.    Metoda dan tehnik.  Metoda Binter adalah upaya-upaya pokok yang merupakan pedoman Binter dilapangan, sedangkan tehnik pembinaan adalah merupakan cara menerapkan metoda tertentu yang disesuaikan dengan waktu, tempat dan kondisi obyek.

a.    Metoda. Metoda Binter terbatas pada prinsipnya sama dengan metoda Binter yaitu bhakti TNI yang merupakan metoda Binter yang mengutamakan pendekatan kesejahteraan untuk menunjang, mendinamisasi atau lebih meningkatkan pembangunan masyarakat yang mengandung pula aspek ketahanan wilayah. pada pelaksanaan  Binter terbatas, bhakti TNI bersifat sederhana dan dititik beratkan pada karya bhakti dengan kegiatan sbb :
1)    Fisik.  Kegiatan yang mamfaatnya lansung dapat dirasakan  masyarakat dan berupa fasilitas umum antara lain :
               
a)    Perbaikan jalan, jembatan dan irigasi.
b)     Pembuatan mck.
c)    Perbaikan tempat-tempat ibadah.
d)    Kebersihan lingkungan dan sarana kesehatan.
e)    Pembinaan olah raga.
f)    Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan lain-lain.
2)    Non fisik.  kegiatan yang bersifat non fisik bermamfaat untuk menumbuhkan kesadaran, sikap mental yang baik dan mendorong peran serta masyarakat dalam menyuseskan pembangunan misalnya:
a)    penyuluhan tentang kesehatan dan KB.
b)    Penyuluhan dpendidikan dan pemberantasan buta aksara.
c)    Penyuluhan peningkatan kesejahteraan berupa b’ternak,  b’kebun, industri rumah tangga dsbnya.
d)    Penyuluhan kesadaran berbangsa dan berNegara.
e)    Penyuluhan kesadaran bela Negara.
f)    Penyuluhan bidang hukum.

b.    Tehnik.    penerapan tehnik Binter terbatas mencerminkan seni dan kepemimpinan dan  Komandan satuan. Tehnik pembinaan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berupa latihan,  anjangsana, penyuluhan dan kegiatan bersama.                
1)    Latihan.  Bagi kesiapan satuan, tehnik latihan dipadukan kedalam paket latihan satuan, baik yang diprogramkan maupun tidak.  segala sarana dan prasarana yang ada dapat didayagunakan untuk melatih anggota satuan dan menumbuhkan wawasan teritorial.  Sedangkan untuk membina keluar satuan tetap disesuaikan dengan rencana Binter dari  Komandan Kowil setempat.
2)    Anjangsana.  merupakan tehnik pembinaan yang cukup efektif, sehingga perlu digalakkan.  Melalui tehnik ini para pembina secara lansung dapat bertatap muka dan berdialog dengan pihak-pihak yang dibina.  Anjangsana dapat dilakukan terhadap semua golongan atau  masyarakat baik secara perorgan maupun dalam kelompok.
3)    Penyuluhan.   Tehik ini digunakan terutama bila hal yang ingin dimasyarakatkan bersifat tehnis, memerlukan pengertian dan pemahaman secara jelas.   Di samping itu juga didasarkan atas pertimbangan bahwa tingkat pengertian dan pemahaman fihak yang dibina relatif rendah khususnya terhadap hal yang ingin di masyarakatkan tersebut. Tehnik penyuluhan akan lebih optimal hasilnya apabila disertai dengan pelatihan maupun keteladanan.   Untuk kepentingan kedalam satuan tehnik ini dilakukan melalui jam-jam Komandan.
4)    Kegiatan bersama.   Melalui olah raga, seni, agama dan lain-lain. tehnik ini sangat efektif untuk menggerakkan kebersamaan masyarakat dan toleransi serta jiwa personelatuan yang kuat.   melalui tehnik ini juga dapat ditimbulkan suasana saling mengenal dan sekaligus dapat diketahui sifat atau karakter masyarakat.

20.    kegiatan penyelenggaraan.

a.    tahap perencanaan.

1)    mempelajari keterangan tetang situasi dan kondisi yang berlaku di daerah tanggung jawab Satuannya, seperti juk Ter Kodim, Anpotwil dan anpothan.
2)    mempelajari program Binter yang dilaksanakan oleh Kowil setempat , terutama di wilayah dengan radius 1-5 km dari pangkalan satuan non Kowil.
3)    Merumuskan dan menyusun rencana kegiatan Binter terbatas yang dipadukan  kegiatan rencana pembinaan satuan yang disusun dalam program kerja satuan.
4)    Membuat laporan ke Komando atas tentang rencana kegiatan Binter terbatas.

21.    Tahap persiapan.

a.    Tahap personeliapan  Binter terbatas dilakukan sebagai pelaksanaan kerja satuan.

b.    Memberi pemahaman kepada  anggota yang dilibatkan tentang renc kegiatan Binter terbatas dan memberi penataran agar memiliki syarat-syarat sebagai Pembina territorial.
                         
c.    Menyusun organisasi tugas dan memilih personel disesuaikan dengan metode yang akan digunakan serta meningkatkan lima kemampuan ter yang dimiliki satuan secara bertahap.

d.    Memberi tugas dan tanggung jawab pelaksanaan Binter terbatas disertai batasan-batasan yang harus dipedomani dan dilaksanakan oleh para Komandan Satuanba wah serta personel lain yang dilibatkan.

e.    Menyiapkan dukungan logistik, dana dan sarana kontak yang diperlukan untuk kegiatan Binter terbatas yang telah diprogramkan dalam program pembinaan satuan.

f.    koordinasi dengan Kowil setempat dilaksanakan secara terus menerus.

22.    Tahap pelaksanaan.

a.    Pelaksanaan Binter terbatas meliputi pembinaan aspek geografi, demografirafi dan konsos masyarakat yang ada di sekitar pangkalan non Kowil.

b.    Pelaksanaan kegiatan.
1)    Pembinaan geografi. Diarahkan untuk memelihara, memamfaatkan dan mengembangkan geografi bagi kepentingan pertahanan dan kesejahteraan. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan geografi antara lain :
               
a)    Inventarisasi data geografi tentang :
(1)    Jalan pendekat untuk kepentingan pertahanan dan ekonomi.
(2)    Basis logistik.
(3)    Obyek vital untuk kepentingan pertahanan dan ekonomi.
(4)    Daerah latihan TNI.
(5)    Daerah rawan bencana alam
b)    Kegiatan pembinaan potensi untuk dirubah menjadi ruang juang bagi kepentingan pertahanan Negara sebagai berikut:
(1)    Melakukan koordinasi dengan Kowil dan pemda setempat untuk menggarap potensi geografi agar berdaya guna untuk kepentingan pertahanan, ekonomi dan kesejahteraan rakyat setempat.
(2)    Melakukan karya bhakti bersama masyarakat setempat dengan sasaran yang benar-benar dapat  bermamfaat lansung kepada masyarakat seperti pembersihan lingkungan, penghijauan pada lahan kritis dan lingkungan pangkalan tanpa merugikan kepentingan taktis.
(3)    Menanamkan pengertian dan kesadaran kepada masyarakat setempat termasuk anggota satuan dan keluarganya tentang pentingnya kebersihan dan kelestarian lingkungan.
                   
2)    Pembinaan demografi.  Diarahkan untuk menyusun kekuatan demografi yang mampu berperan sebagai penangkal terhadap segala bentuk hakekat anc. untuk itu kegiatan yang dapat dilakukan terbatas pada :
a)    Pendataan keluarga yang digolongkan pada struktur jenis kelamin, usia dan pekerjaan.
b)    Memperoleh data secara terbatas tentang   perkembangan penduduk disekitar pangkalan untuk mengetahui gambaran umum tentang mobilitas penduduk.
c)    Dalam rangka membatu Kowil menyiapkan kekuatan wilayah, pada aspek demografi ini, Komandan satuan perlu :
(1)    Melaksanakan inventarisasi ormas yang di  daerah lingkungan pangkalan, orgas pemuda, orgas sosial, olah raga, bela diri, wanra dan hansip.
(2)    Melakukan Penyuluhan, penggalangan dan pembinaan agar semua masyarakat merasa memiliki satuan TNI ad dan saling membutuhkan sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling mengamankan.
(3)    Menyelenggarakan kegiatan fisik dan non fisik berupa pembinaan sikap mental masyarakat agar memiliki daya tangkal, daya cegah dan daya lawan terhadap tiap bentuk ancaman terhadap kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara dalam pola sishanta.     
(4)    Metoda yang digunakan adalah berupa penataran, han, ceramah, diskusi, kegiatan olah raga bersama, kegiatan agama dan latihan-latihan termasuk didalamnya pembinaan kepada masyarakat agar siap menjadi wanra.
3)    Pembinaan konsos.  Kegiatan pembinan konsos dilaksanakan dalam dua arah yaitu :
a)    Kedalam.  
(1)    Menegakkan disiplin prajurit disertai upaya pemahaman terhadap norma-norma yang berlaku bagi TNI maupun pangkalan masyarakat secara umum.  Pedoman dasar yang harus dipegang teguh adalah sapta marga, sumpah prajurit, 8 TNI wajib serta norma-norma lain yang sudah dilembagakan.
(2)    Pengenalan kepada prajurit tentang ciri-ciri budaya atau adat istiadat masyarakat diwilayah yang menjadi tanggung jawab pembinanya.
(3)    Selalu menjaga suasana dilingkungan prajurit dan keluarganya serta terus menumbuhkan jiwa korsa yang kuat dan positif.
4)    berupaya mendekatkan hubungan antar prajurit dan keluarganya dengan masyarakat sekitarnya, melalui berbagai kegiatan masyarakat seperti olah raga, keagamaan, pelayanan kesehatan, bantuan pendidikan dsb.

               
b)    Keluar.
(1)    Menyiapkan tenaga terampil dan berpengetahuan untuk tugas bantuan bidang olah raga, kesenian rakyat, pendidikan, kesehatan, pertanian dan lain-lain yang menyentuh kebutuhan dasar bagi masyarakat setempat.
(2)    membantu masyarakat setempat dengan kemampuan dan masyarakat yang tersedia untuk mengatasi tiap masaalah yang timbul dimasyarakat.
(3)    mempengaruhi dan menggerakkan swadaya masyarakat dibidang peningkatan kesejahteraan lewat koperasi atau usaha lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
(4)    mempengaruhi dan menggerakkan masyarakat untuk mengupayakan kegiatan temu cepat dan lapor cepat secara swarkasa.
(5)    Pembinaan tokoh masyarakat tertentu untuk disiapkan sebagai unsur penggerak motivasi rakyat sekitar pangkalan.
(6)    Menyiapkan personel dalam susunan tugas khusus sebagai bantuan tugas ops/tugas Binter lainnya sesuai renc dan Kowil. contoh dalam hal ini adalah menyiapakan Satuan untuk tugas bhakti TNI dsb.

23.    Aplikasi dalam penugasan.    

a.    membuat kebun/ternak percontohan dan lains yang pada waktu tertentu mengundang masyarakat sekitar pangkalan untuk meninjau sekaligus memberi penjelasan singkat bagaimana cara-cara pembuatannya.

b.    mengadakan kegiatan olah raga bersama dengan masyarakat sekitar pangkalan termasuk anggota persit k c k dengan ibu-ibu organisasi wanita yang ada disekitar pangkalan.

c.    mengadakan kegiatan keagamaan dengan masyarakat sekitar pangkalan, misalnya sembahyang jum’at bersama, dengan membagi anggota untuk melaksanakan kegiatan keagamaan di beberapa tempat secara bersamaan.

d.    Satuan ikut serta memberi pelajaran/latihan PBB, PPM, upacara di sekolah-sekolah yang ada di sekitar pangkalan yang sebelumnya telah di koordinasikankan dengan fihak sekolah dan fihak Kowil setempat.

e.    Menunjuk beberapa anggota satuan yang memiliki keampuan sebagai pembina olah raga tertentu misalnya sepak bola, bola volly, bola basket dan lain-lain untuk membina kegiatan olah raga para pemuda yang ada disekitar pangkalan.

                           
f.    Pada tiap acara-acara di Satuan misalnya selamatan HUT, selamatan sesudah atau sebelum latihan, syukuran/selamatan satuan, berangkat atau kembali dari tugas ops dan lain-lain, agar mengundangn tokoh masyarakat setempat dan beberapa perwakilan masyarakat yang ada disekitar pangkalan.

g.    Menunjuk beberapa personel untuk mengikuti acara-acara, upacara keselamatan, syukuran, keagamaan, pemakaman dan lain-lain yang diadakan oleh masyarakat yang ada disekitar pangkalan.

h.    Bila di satuan ada poliklinik, maka poliklinik satuan tersebut juga menerima atau melayani masyarakat sekitar pangkalan yang membutuhkan pertolongan.

i.    Bila di satuan ada pos yandu atau pos KB, maka pos tersebut mengadakan kerja sama dengan pos-pos serupa yang ada disekitar pangkalan dalam hal pelayanan dan pembinaan terhadap masyarakat.

24.    Diskusi dan konsultasi.   Pada saat melaksanakan latihan  disuatu daerah tertentu dapat pula dilakukan kegiatan Penyuluhan cerama-cerama, diskusi tentang kesadaran berbangsa dan bernegara, PPBN, Bela Negara, tani/ternak, home industri dan lain-lain di wilayah/sekitar tempat latihan, dalam pelaksanaannya dapat melibatkan instansi terkait dan personelit k c k, tergantung dari bentuk dan bidang apa yang dijadikan sebagai materi.

25.    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Binter terbatas.         

a.    Didalam penyelenggran Binter terbatas tiap prajurit satuan non Kowil perlu menyadari keberadaannya ditengah-tengah masyarakat ditujukan untuk memantapkan kemanunggalan TNI-rakyat serta mengutamakan bin pencegahan dini.

b.    Di dalam pelaksanaan Binter terbatas agar di hindari sejauh mungkin pendekatan kekuasaan.  Keberhasilan Binter tergantung kepada tanggapan masyarakat berdasarkan kesadaran dan saling percaya bukan karena takut atau terpaksa. metode pendekatan yang cukup efektif untuk mendukung keberhasilan  Binter terbatas adalah sbb :

1)    Persuasif. cara pembinaan yang mengutamakan ajakan atau mempengaruhi fihak lain agar tumbuh kemauan di dalam dirinya untuk mengikuti ajakan tersebut.
2)    Edukatif. cara bin dengan menanamkan pengertian dan pemahaman sehingga orang lain yakin kebenaran sesuatu dan selanjutnya dengan sadar menerimanya.
3)    Koordinatif dan konsultatif.  Cara pendekatan dengan menempatkan fihak lain dalam posisi yang sederajat, sehingga untuk mempengaruhi jalan pikirannya perlu dilakukan dengan cara koordinasi dan konsultasi.
4)    Keteladanan normatif.  Cara pembinaan dengan mengutamakan pemberian contoh atau teladan.  Bagi pembina yang penting menjaga sikap dan perilaku agar senantiasa mengikuti norma-norma yang berlaku.
                           
c.    Binter terbatas akan mencapai hasil yang optimal apabila setiap prajurit non Kowil mengenal dan dikenal masyarakatnya secara baik dan positif.

d.    Dalam penyelenggaran Binter terbatas, harus disesuaikan dengan kultur / budaya masyarakat setempat.  Perubahan-perubahan yang dilakukan, dikomunikasikan secara berencana dan baik sehingga tidak menimbulkan perasan antipati.

e.    Hendaknya dipahami bahwa Binter adalah pekerjaan jangka panjang, artinya keberhasilan upaya Binter akan terlihat dan dinikmati lama setelah pelaksanaannya. untuk itu diperlukan kesabaran dan sikap optimis dari tiap pelaku Binter terbatas.

f.    Perlu di fahami bahwa semua rencana dan pelaksanaan Binter terbatas tetap dalam koordinasdi dan kendali Kowil.  Tidak boleh terkesan dalam pelaksanaannya satuan non Kowil mengambil alih tugas satuan Kowil.  Oleh karena itu kerja sama dan koordinasi yang baik senatias perlu dilaksanakan.

BAB-VII
KESIMPULAN DAN SARAN

26.    Kesimpulan.  
                         

a.    Penyelenggaraan Binter terbatas yang dilaksanakan oleh Satuan non kowil tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan Binter yang dilakukan oleh Satuan Kowil, yang membedakan hanya masaalah wewenang, tugas dan tanggung jawab serta sarana dan prasarana yang digunakan.

b.    Keberhasilan suatu satuan non Kowil akan dapat dicapai maupun diatasi tergantung dari personel yang ada dalam satuan tersebut untuk dapat mendeteksi secara dini tiap masalah dan perkembangan yang ada disekitar pangkalannya.

c.    Pelaksanaan Binter terbatas yang dilakukan oleh satuan non Kowil akan berhasil dengan optimal, bila personel-personel yang dilibatkan dalam membina masyarakat yang ada disekitar pangkalan dibekali dengan kemampuan teritorian sebagai alat untuk berkomunikasi dengan masyarakat.  

27.    Saran.  Dalam upaya mencapai keberhasilan  Binter terbatas oleh Satuan komando kewilayahan, disarankan kepada komandan Satuan non komando kewilayahan untuk memsosialisasikan kepada personelnya tentang pengentahuan yang menyangkut masaalah pembinan teritorial, utamanya sikap Ter dan lima kemampuan Ter serta batas-batas wil binaan/radius km sehingga personel tidak salah  langka dalam pelaksanaanaan Binter terbatas.  

BAB-VIII
P E N U T U P

28.    Penutup.  Demikian pembahasan tulisan ini yang merupakan sumbang saran kepada pimpinan atas, kami menyadari didalam penulisan karya kami ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan dan kelemahannya, untuk itu diharafkan adanya koreksi guna perbaikan tulisan ini.
Share this Article on :
 

© Copyright Towarani 1407 2010 -2012 | TOWARANI Teluk Bone | Powered by Login.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...