Berita Terkini :

MEWUJUDKAN KELUARGA HARMONIS

Ketika menikah, setiap orang dapat dipastikan mendambakan terbentuknya sebuah keluarga yang harmonis, keluarga yang penuh dengan rasa aman, tenang, riang gembira dan saling menyayangi diantara anggota keluarga. Meski demikian, dalam kenyataan sehari-hari tidak semua keluarga dapat mencapai keluarga yang harmonis. Banyak keluarga yang mengalami banyak masalah. Ada pertengkaran atau percekcokan yang sering mewarnai perjalanan sebuah keluarga.

Keluarga harmonis sebagaimana didefinisikan dalam jurnal Lingkungan Keluarga yang diterbitkan BKKBN Jawa Timur (2006:3) adalah keluarga yang para anggota didalamnya bisa berhubungan secara serasi dan seimbang, saling memenuhi kebutuhan anggota lainnya serta memperoleh pemuasan atas segala kebutuhannya. Definisi ini menunjukkan bahwa dalam keluarga yang harmonis seluruh komponen keluarga terpenuhi kebutuhan psikis dan fisiknya.

Maslow (2006) yang berbicara tentang kebutuhan manusia menyusun suatu hierarki kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu sebagai pribadi dan sebagai anggota keluarga secara selaras dan seimbang, berupa :
1. Kebutuhan biologik-faali (kebutuhan-kebutuhan dasar) seperti makan, minum, pakaian dsb
2. Kebutuhan akan rasa aman (bebas dari bahaya dan ancaman baik fisik maupun psikis).
3. Kebutuhan akan kasih sayang (afeksi) dan rasa kebersamaan, rasa memiliki dan dimiliki, merasa dirinya bagian integral dari keluarga (belonging).
4. Kebutuhan akan penghargaan dan prestasi (self esteem), kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri)

Kebutuhan-kebutuhan ini lanjut Maslow membentuk suatu sistem. Sebelum kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah terpenuhi sampai derajat tertentu, maka individu atau kelompok belum akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi.

Istilah lain yang sering dipadankan dengan keluarga harmonis adalah keluarga sakinah. Berasal dari bahasa arab sakana-yaskunu yang berarti tenang dan damai, maka keluarga harmonis adalah keluarga yang didominasi suasana damai dan ketenangan. Suasana ini disebabkan masing-masing anggota keluarga menjalankan perintah Allah, saling menghormati, dan toleransi. Dari suasana ini menurut Abdul Azis Dahlan (1997: 1330) akan muncul rasa saling mengasihi dan menyayangi (al-mawaddah), sehingga tanggung jawab kedua belak pihak semakin tinggi. Selanjutnya akan lahir al-rahmah berupa keturunan yang sehat dan penuh berkah dari Allah Swt, sekaligus sebagai pencurahan rasa cinta dan kasih suami istri dan anak-anak mereka.

Keadaan harmonis keluarga ini aka melahirkan kenikmatan hidup bagi seluruh anggota keluarga sehingga akan muncul ungkapan tulus dari mereka baiti jannati, yang berarti rumahku adalah surgaku.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan keluarga yang harmonis menurut para konselor pernikahan, diantaranya adalah :

Religiusitas keluarga
Semua orang sepakat bahwa agama merupakan tata nilai yang mengikat dan mengarahkan perilaku kehidupan seseorang. Ajaran agama menjanjikan kebaikan bagi pelakunya tidak saja di akherat tetapi juga di dunia. Inilah yang ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadith nabi. Kebaikan di dunia itu dapat berupa keteraturan hidup, ketentraman, dan juga kebermaknaan. Karenanya menghadirkan suasana keagamaan di sebuah keluarga adalah kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi. Sebaliknya, meninggalkan keberadaan agama dalam keluarga dapat menciptakan kerawanan-kerawanan dalam hubungan keluarga.

Saling terbuka
Setiap pasangan perlu menyediakan waktu untuk saling berbicara. Sebagai manusia, seseorang tidak bisa "membaca" pikiran orang lain, termasuk pasangannya bila ia enggan mengungkapkannya. Karenanya, sampaikan maksud dan keinginan Anda dengan jelas dan tuntas. Sebaliknya, Anda pun harus membuka diri untuk mendengarkan dengan teliti apa saja yang dikatakan pasangan Anda. Sempatkan waktu berdua dengan pasangan untuk berbagi cerita. Di situlah Anda bisa terbuka dan menilai sikap pasangan demi menggapai hubungan yang lebih baik.

Selalu tampil menarik
Usia boleh bertambah, tetapi seorang sumi/istri hendaknya tidak membiarkan pasangannya bermain mata dengan orang lain. Tampil menarik tetap dapat dilakukan meski di usia senja. Caranya, dengan rajin merawat wajah dan anggota tubuh lainnya dengan perawatan khusus yang bisa dilakukan di rumah. Selain itu, juga dengan mengenakan busana yang selama ini menjadi favorit pasangan. Jika belum cukup memancing perhatian pasangan, maka perlu dicoba untuk memberikan kado istimewa yang selama ini diimpikan pasangan. Kejutan seperti ini bisa menjadi bumbu romantis yang tak terlupakan.

Saling berbagi peran
Sangat mungkin seseorang mungkin menikahi pasangan yang sibuk bekerja. Oleh karena itu, ia pun harus berbagi peran keluarga dengan pasangan. Kepercayaan perlu diberikan kepada pasangan untuk meraih prestasi di luar rumah, tetapi kepadanya harus diingatkan untuk tetap menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anak saat di rumah.

Sediakan waktu untuk berduaan
Cinta tidak akan terpelihara bila kita tidak mau menyediakan waktu untuknya. Karenanya, keutuhan hubungan harus ditempatkan sebagai prioritas utama. Seimbangkan waktu untuk pekerjaan dengan waktu untuk pasangan. Jangan habiskan energi pada pekerjaan. Sisihkan waktu untuk bersenang-senang bersama pasangan. Pergilah berdua ke tempat-tempat yang menyenangkan. Rayakan hari-hari penting Anda berdua, misalnya hari ulang tahun perkawinan. Selalu sediakan waktu untuk berduaan.

Maklumi perbedaan
Tidak ada dua manusia yang sama persis di muka dunia ini, bahkan dua orang saudara kembar sekalipun. Perbedaan-perbedaan yang ada antara seseorang dan pasangannya baik dalam sikap maupun pandangan tidak perlu terlalu dipersoalkan. Seseorang harus menjadi “persis” seperti pasangannya, begitu pula sebaliknya. Yang perlu diingat, setiap manusia itu unik. Arah rumah tangga harus ditentukan dan dirancang di masa depan bersama dengan pasangan dengan saling menghargai pendapat pasangan. Sedapat mungkin, hindari tindakan menyalahkan satu sama lain. Mengkritik boleh-boleh saja untuk saling membangun dan mengembangkan nilai-nilai positif. Tapi, sampaikan semuanya dengan sikap lembut dan tidak memvonis atau menyudutkan.

Berbagi humor
Jika seseorang dapat tertawa dengan yang lain, maka tentunya tidaklah sulit pula untuk berbagi keceriaan dengan pasangannya. Anda pun bisa mengambil nilai positif dengan bersikap humoris. Tak hanya mengurangi penat, tetapi hubungan Anda dan pasangan pun menjadi lebih romantis.

Romantis itu perlu
Berilah perhatian dan bersikaplah romantis kepada pasangan Anda. Coba kenang indahnya masa-masa saat anda “merintis” pernikahan dan memulai hubungan keluarga. Pertahankan pelukan mesra, kecupan sayang, hingga hadiah bunga dan cokelat. Jangan ragu mengirim SMS atau memo atau surat berisi ungkapan cinta untuk pasangan Anda.  
“Resep-resep” ini tentu merupakan hal-hal yang sebenarnya praktis tetapi butuh latihan dan pembiasaan. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk mewujudkan keluarga harmonis. Semoga.


Share this Article on :
 

© Copyright Towarani 1407 2010 -2012 | TOWARANI Teluk Bone | Powered by Login.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...