Berita Terkini :

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINTER TERBATAS BAGI ANGGOTA YONIF DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN TUGAS POKOK


BAB I
PENDAHULUAN

1.    Umum.
a.    sejak bergulirnya reformasi dewasa ini telah memberikan dampak yang begitu luas terhadap seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari bidang hukum, politik, ekonomi dan semuanya itu bermuara pada masalah keamanan. Tuntutan perubahan system kehidupan ini sebenarnya merupakan suatu proses perubahan menuju tatanan yang lebih baik.

b.    TNI sebagai kekuatan pertahanan negara, di dalam setiap melakukan kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bersama dengan warga negara lain adalah karena dorongan seorang Prajurit yang pantang tinggal diam melihat bangsanya membangun dan mengisi kemerdekaan. Harus selalu bertekad untuk selalu memperjuangkan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Namun kesemuanya haruslah di arahkan hanya untuk menjamin terwujudnya Kemanunggalan TNI-Rakyat.

c.    Dengan kondisi tersebut maka prajurit satuan YONIF sangat memegang peranan penting dalam mewujudkan keberhasilan tugas koter guna tercapainya Kemanunggalan TNI-Rakyat.

Namun kenyataan di lapangan masih banyak Prajurit Satuan YONIF yang kurang kemampuannya dalam melaksanakan Binter terbatas akibat beberapa pengaruh yang datang dari luar maupun dari dalam, sehingga perlu upaya meningkatkan kemampuan prajurit bagi anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas guna mendukung tugas pokok.

2.    Maksud dan Tujuan.
     Maksud. Untuk memberikan gambaran tentang kemampuan Prajurit bagi anggota YONIF di hadapkan kepada pelaksanaan Binter terbatas guna mendukung tugas pokok.

b.    Tujuan. Sebagai sumbangan fikiran kepada Komando atas dalam membina dan meningkatkan kemampuan anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas guna mendukung tugas pokok.

3.    Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup ini dibatasi pada pembahasan upaya meningkatkan kemampuan Binter terbatas bagi anggota YONIF dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok yang disusun dengan tata urut sebagai berikut:
a.    Pendahuluan
b.    Latar Belakang Pemikiran
c.    Kondisi kemampuan anggota Yonif dalam Binter terbatas saat ini
d.    Faktor-faktor yang mempengaruhi
e.    Kemampuan anggota Yonif dalam Binter terbatas yang diharapkan
f.    Upaya meningkatkan kemampuan anggota Yonif dalam Binter terbatas.
g.    Kesimpulan dan Saran
h.    Penutup

4.    Metoda dan Pendekatan. Tulisan ini dengan menggunakan pendekatan berdasarkan pengalaman tugas di Yonif dan kepustakaan dengan motede deskriptif analisis.

5.    Pengertian.
a.    Pembinaan Teritorial. Adalah segala kegiatan dan usaha-usaha yang berhubungan dengan Perencanaan, penyusunan dan pengembangan, pengarahan serta pengendalian potensi wilayah dengan segenap aspeknya dalam rangka menjadikan wilayah sebagai ruang, alat dan kondisi ruang guna kepentingan ketahanan dan keamanan Negara.

b.    Binter Terbatas. Adalah segala usaha, pekerjaan yang diselenggarakan secara terbatas pada radius 5-20 km oleh satuan TNI-AD sesuai batas wewenang tugas dan sarana yang dimiliki.


 BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6.    Umum. Binter terbatas bagi anggota Yonif adalah merupakan bagian dari tugas pokok yang harus di laksanakan di mana mempunyai peran sangat penting dalam rangka mendukung tugas pokok dan mempunyai posisi yang sentral dan perlu mendapat perhatian yang sunggu-sungguh. Anggota Yonif merupakan cermin masyarakat yang mana dalam melaksanakan Binter terbatas anggota Yonif harus mempunyai kemampuan yang handal dan dapat menjadi sari tauladan bagi masyarakat. Melaksanakan Binter terbatas tidaklah mudah karena masyarakat yang dihadapi memiliki berbagai latar belakang yang berbeda di antaranya, agama, suku pendidikan, budaya dan lain-lain sebagainya.
     
7.    Dasar Pemikiran. Anggota Yonif yang memiliki disiplin  yang tinggi, landasan yang kuat dan Prajurit yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai alat Negara yang gagah berani rela berkorban jiwa raga tidak mengenal pantang menyerah memperjuangkan Bangsa dan Negara demi terwujudnya keutuhan wilayah Nusantara yang beraneka majemuk dan beraneka ragam anggota Yonif bertekad bulat untuk terus memperjuangkan Bangsa Indonesia, demi tercapainya cita-cita Nasional Indonesia. Anggota Yonif yang berpegang teguh pada Pancasila, kepribadian Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 wajib TNI dan memiliki pengetahuan keterampilan yang luas serta memiliki jasmani yang sehat tidaklah berpangku tangan/ diam namun tetap akan terus bersemangat melaksanakan Binter terbatas yang menjadi tugas dan tanggung jawab. Dengan berbagai macam tugas yang dihadapi anggota Yonif mempunyai keyakinan bahwa tugas-tugas yang ada akan dapat diselesaikan dengan secara baik sesuai ketentuan.

8.    Permasalahan. Tugas dan kewajiban anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas merupakan tolak ukur dan acuan dalam upaya mengemban tugas dan fungsi serta selaku pembentuk corak, watak, tabiat dan tingkah laku masyarakat. Anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas guna menunjang tugas pokok harus menguasai materi, memiliki wawasan yang dalam, ketauladanan yang baik dan penampilan yang prima yang akan disampaikan kepada masyarakat sesuai tahapan yang akan dilaksanakan. Untuk menunjang keberhasilan Binter terbatas maka anggota Yonif hendaknya menyiapkan dengan segala aspeknya yang meliputi tentang Sarana dan prasarana yang akan digunakan di dalam kegiatan Binter terbatas, termasuk dana, waktu yang tidak boleh di tinggalkan karena semua tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang harus dipenuhi

di dalam melaksanakan Binter terbatas. Binter terbatas mustahil akan berhasil apabila dari salah satu aspek tidak terdukung dengan sepenuhnya. Permasalahan Binter tebatas akan bisa teratasi apabila dari semua komponen dapat di dukung dengan baik termasuk anggota Yonif yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam melaksanakan Binter terbatas tidak luput dari persyaratan yang harus di miliki yaitu wawasan dan pengetahuan secara luas maupun persyaratan khusus yang telah di tentukan.
 

BAB III
KEMAMPUAN ANGGOTA YONIF DALAM
BINTER TERBATAS SAAT INI

9.    Umum. Pembinaan Peningkatan Kemampuan Anggota Yonif dalam melaksankaan Binter terbatas, salah satunya di pengaruhi oleh mutu Prajuritnya atau tingkat sumber daya manusianya. Salah satu Faktor penentu yang dapat mewujudkan keberhasilan tugas anggota Yonif dalam Binter terbatas adalah kemampuannya dalam mewujudkan secara nyata penghayatan dan pengamalan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit dalam bentuk keseluruhan tingkah laku, tindak dan cara seseorang Prajurit dalam berhubungan antara sesamanya dan dalam rangka mengkongkritkan kemanunggalan TNI-Rakyat.
 
10.    Aspek Kepribadian. Keberhasilan tugas anggota Yonif dalam Binter terbatas tidak terlepas dari kulitas kepribadian yang dimilikinya. Adapun parameter yang digunakan dalam mengukur aspek kepribadian antara lain : Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Displin dan Integritas.
a.     Dari Sisi Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Masih adanya anggota yonif yang belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

b.    Disiplin. Masih adanya anggota Yonif dalam melaksanakan tugas atau melakukan kegiatan ketaatan cenderung ragu/rasa takut atau tidak tulus iklas kepada perintah-perintah atau petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh atasan/ Pimpinan/Komandan dengan menggunakan pikiran sehingga menimbulkan pelanggaran.

c.    Integritas. Belum tumbuhnya dalam jiwa beberapa anggota Yonif sifat membela kejujuran, kebenaran dan keadilan dalam melaksanakan kegiatan dinas dan non  dinas.

11.    Aspek Pengetahuan. Kualitas anggota Yonif dalam bidang Pengetahuan masih belum menunjukan kemampuan teori maupun praktek dalam hal Binter terbatas, hal ini dapat di lihat antara lain :

a.    Kepemimpinan dan Komunikasi Sosial TNI/KKS.TNI
1)    Belum menguasai ciri-ciri masyarakat dan pengelompokan kekuatan sosial sehingga sering timbul ketegangan sosial yang tidak dapat diselesaikan secara profesional

2)    Masih adanya anggota Yonif yang bersifat pura-pura tidak melihat, berdiam diri dan tidak berbuat apapun manakala melihat perbuatan yang bathil atau bahkan justru sebaliknya menjadi “Backing” serta bertindak sebagai aparatur keamanan yang sombong, bengis dan kejam.

3)    Adanya pola kepemimpinan anggota Yonif terkesan sombong, angker, kurang akomodatif, kurang komunikatif dan terkesan hanya menekan pendekatan keamanan atau sebagai alat penguasa belaka yang bahkan tindakannya terkesan otoriter.

b.    Prinsip-prinsip Binter
1)    Manfaat. Dalam menyelenggarakan Binter terbatas masih belum dapat dirasakan masyarakat secara menyeluruh, terkadang bersifat percuma (mubazir) begitu pula kurang bermanfaat bagi kepentingan Hankam.

2)    Tanggap. Di dalam penyelenggaraan Binter terbatas kurang mempunyai sikap tanggap terhadap perkembangan sosial masyarakat, dan pengetahuan dan tehnologi, perubahan lingkungan serta tidak mengutamakan upaya pencegahan daripada upaya penindakan.

c.    Penerapan 8 Wajib TNI
1)    Bersikap ramah terhadap rakyat.
Adanya anggota Yonif yang tidak berucap dan keprilaku sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di daerah setempat.

2)    Bersikap sopan santun terhadap rakyat.
Masih adanya anggota Yonif yang melanggar aturan, adat istiadat, keagamaan dan tatakrama sehingga berkesan masa bodoh dan sombong dalam pergaulan kehidupan bermasyarakat.

3)    Menjunjung tinggi kehormatan wanita.
Sikap masa bodoh (apatis) terhadap mempermalukan wanita dan dalam memberikan perlindungan kepada kaum wanita masih kurang sepenuhnya dilaksanakan oleh anggota Yonif.

4)    Menjaga kehormatan diri di muka umum.
Terdapatnya anggota Yonif yang dalam ucapan dan tingkah laku kurang menjaga kehormatan diri dan kesatuannya terutama apabila berhadapan dengan masyarakat umum.

5)    Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya.
Masih adanya anggota Yonif dalam berucap dan bertingkah laku kurang dapat menjadi contoh tauladan terutama dalam kesederhanaan kehidupan dan pergaulan.

6)    Tidak sekali-kali  merugikan rakyat
Masih terdapatnya anggota Yonif yang melupakan kedudukannya sebagai pelopor pembangunan dan cenderung guna pemenuhan kehidupan materi dilakukan dengan tindakan yang tidak terpuji.

7)    Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti rakyat.
Masih didapati beberapa anggota Yonif dalam pergaulan dengan masyarakat umum keprilaku dengan berucap kasar/sombong sehingga membuat sakit hati rakyat dan menimbulkan rasa takut pada diri rakyat.

8)    Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat di sekelilingnya.
Masih di dapati khususnya satuan-satuan yang berdiri sendiri tidak perduli dengan kesulitan-kesulitan masyarakat sekeliling asrama.

d.    Aktualisasi Pelaksanaan Hak Azasi Manusia (HAM) dan Demokrasi
1)    Pemahaman terhadap masalah HAM masih kurang dikuasai oleh anggota Yonif, begitu pula penguasaan terhadap aturan-aturan yang berlaku.

2)    Masih timbul adanya keraguan anggota Yonif dalam melaksanakan tugas, karena kekhawatiran di tuduh melanggar HAM.

3)    Masih timbulnya ketidak sepahaman dalam visi, persepsi dan interprestasi mengenai berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4)    Sifat arogan pada beberapa dan anggota Yonif dalam keterbukaan menerima masukan serta kritik yang konstruktif.

12.    Aspek Kemanunggalan TNI-Rakyat. Sejak TNI lahir sampai beberapa periode tertentu, kemanunggalan TNI-Rakyat telah terjalin baik, berkat kekompakannya TNI dengan Rakyat telah mampu mengatasi berbagai gejolak dan pemberontakan yang mengancam kelangsungan hidup persatuan dan kesatuan bangsa. Saat ini kemanunggalan TNI-Rakyat kondisinya semakin semu dan pudar dikarenakan masa lalu di mana TNI hanya keberpihakan pada salah satu partai politik tertentu. Anggota Yonif yang melaksanakan Binter terbatas saat ini masih belum mewujudkan hasil yang belum baik dapat dilihat melalui kegiatan fisik dan non fisik antara lain :

a.    Kegiatan Fisik. Dalam melaksanakan fisik belum adanya antusias beberapa anggota Yonif dan kesadaran dalam bekerja bersama-sama dengan masyarakat, sehingga cenderung asal jalan dan hasilnya kurang memuaskan dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

b.    Kegiatan Non Fisik. Belum berkembangnya tehnik-tehnik pembinaan yang efektif cenderung hanya bersifat pasif menunggu perkembangan atau kejadian baru mengatasi atau menanggulangi dan unsur pimpinan Yonif dalam maupun masyarakat masih bersifat otoriter lebih cenderung berperan sebagai Komandan/Pimpinan, begitu pula dalam bekerja hanya menunggu bola.

 BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

13.     Umum. Kemampuan anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas saat ini dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal yang merupakan kekuatan dan kelemahan sebagai peluang dan kendala yang dapat di manfaatkan untuk dapat memperoleh pencapaian sasaran yang maksimal, sebaliknya faktor kendala akan membuat tidak maksimal, oleh karenanya tinjauan dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya meningkatkan kemampuan anggota yonif dalam melaksanakan Binter terbatas tidak terlepas dari faktor internal dan faktor eksternal.

14.    Faktor Internal
a.    Kekuatan
1)    Jati diri Prajurit TNI-AD khususnya anggota Yonif, mengalir dari jati dirinya selalu tampil sebagai prajurit rakyat, prajurit pejuang dan sekaligus sebagai anggota Yonif yang merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia.

2)    Fungsi Utama Yonif. Melaksanakan pembinaan teritorial dengan membantu pemerintah menyusun dan mengembangkan, menyerahkan dalam mengendalikan potensi wilayah yang ada di sekitar yonif

3)    Organisasi satuan. Anggota yonif telah tersusun tugas dan tanggung jawabnya yang dapat di kerahkan guna mendukung pelaksanaan tugas Binter terbatas.

4)    Putra Daerah. Terdapat anggota Yonif yang merupakan Putra daerah sehingga akan lebih mudah untuk mengenal dan mendalami adat istiadat serta berkomunikasi dengan masyarakat di wilayah tersebut.

b.    Kelemahan
1)    Intelektual. Daya tangkap dan pengaplikasikan di lapangan terdapat banyak perbedaan baik ucapan dan tingkah laku dalam diri anggota Yonif.

2)    Sarana penggolongan dan prasarana. Terbatasnya sarana penggolongan dan prasarana untuk mendukung Binter terbatas dalam bentuk material dan dana.

3)    Piranti Lunak dan Piranti Keras. Masih terbatasnya bujuknis tentang Binter terbatas sebagai pedoman dan dasar dalam menambah ilmu pengetahuan dalam pencapaian tugas.

15.    Faktor Eksternal
a.    Peluang
1)    Pemerintah daerah setempat yang memberi bantuan untuk bekerja sama bidang Binter terbatas dalam hal pendanaan.

2)    Aparat kodim yang telah membantu memperlancar masalah perijinan dan bekerja sama dalam pelaksanaan Binter terbatas.

3)    Masyarakat setempat yang simpati bersedia membantu anggota Yonif dalam hal laporan satuan dan kondisi tentang wilayahnya.

b.    Kendala
1)    Pengaruh informasi lingkungan masyarakat yang modern berakibat cepatnya informasi yang di dapat, sedang bagi anggota Yonif dalam menerima informasi terkadang lambat sehingga sulit mengantisipasi keadaan.

2)    Marakyna hiburan malam yang membuat anggota Yonif sering memanfaatkan dan digunakan untuk hal-hal yang negatif.

3)    Banyaknya permainan jadi yang tidak bisa di selesaikan oleh aparat kepolisian, sehingga masih di manfaatkan oleh anggota Yonif bahkan menjadi Backing.


BAB V
KEMAMPUAN ANGGOTA YONIF
DALAM BINTER TERBATAS YANG DIHARAPKAN


16.    Umum. Kemampuan anggota Yonif dalam Binter terbatas yang di harapkan adalah keberhasilan dalam pembinaan terhadap anggota Yonif agar mampu berperan sebagai pembina teritorial, pembinaan terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pembinaan terhadap Ratih, pembinaan terhadap organisasi teritorial sistem dan metode Binter karena terbatas guna pendukung keberhasilan tugas pokok.

17.    Aspek kepribadian. Keberhasilan suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan akan terjamin pencapaiannya pada sasaran yang di harapkan apabila di dasari oleh kepribadian yang kuat yang terdiri dari aspek ketaqwaan, moral, disiplin dan integritas yang baik. Oleh karena itu kriteria anggota Yonif yang diharapkan dari aspek kepribadian antara lain :
a.     Mampu mewujudkan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan ciri-ciri Materi lain :
1)    Rajin memperbanyak awal kebaikan kepada Tuhan, beribadah dan menghindari diri dari perbuatan dosa.

2)    Memelihara niat suci, bathin bersih dan beramal tanpa pamrih serta selalu mengharap ridho tuhan.

3)    Rajin bekerja dan berikhtiar serta mempercayakan hasil akhir dan usahanya semata-mata karena tuhan

4)    Tidak suka mengeluh ketika mendapat bencana dan kesulitan (tabah dan sabar)

5)    Mewujudkan kesetiaan dalam menjalankan bhakti sosial dan perjuangan sekalipun harus berkorban.

b.    Mampu mewujudkan disiplin secara iklas dan sadar dengan menjalankan dan ketaatan/kepatuhan dengan tidak ragu-ragu kepada perintah-perintah atau petunjuk-petunjuk/aturan yang diberikan oleh atasan, Pimpinan atau Komandan.

c.    Mampu mewujudkan integritas dengan perasaan halus mengenai etika keadilan dan kebenaran serta mampu meletakan kejujuran dan tugas di atas segala-galanya begitu pula menghindari atau meniadakan sifat-sifat tidak baik.

18.    Aspek Pengetahuan. Diharapkan para anggota Yonif mempunyai pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan Binter terbatas secara teori maupun praktek sehingga pada akhirnya akan lebih memperbaiki dan mempererat kemanunggalan TNI-Rakyat, guna mendukung harapan tersebut kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a.    Kepemimpinan dan Komunikasi Sosial TNI (KKS-TNI).
1)    Menguasai pengetahuan tentang ciri-ciri masyarakat dan pengelompokan kekuatan sosial sehingga mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul dalam kehidupan masyarakat.

2)    Menghilangkan sifat apathis terhadap perkembangan situasi yang memerlukan bantuan sosial terkuat dan bertindak untuk menghilangkan hal-hal yang bathil (di larang oleh agama dan norma-norma hukum).

3)    Mampu memimpin dan bertindak yang persuasif, komunikatif dan akomodatif serta harus terkesan simpatik dan mengayomi dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

b.    Prinsip-prinsip Binter
1)    Manfaat. Dalam menyelenggarakan Binter terbatas harus selalu dapat di manfaatkan dan di rasakan oleh masyarakat, disamping untuk kepentingan Hankam.

2)    Tanggap. Diharapkan dalam pelaksanaan Binter terbatas harus mempunyai sikap tanggap terhadap perkembangan sosial masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi perubahan lingkugnan tanpa mengorbankan faktor keserasian dan keterkaitannya terhadap lingkungan serta mengutamakan upaya pencegahan dari pada pemindahan.
 
c.    Penerapan 8 wajib TNI
1)    Bersikap ramah tamah terhadap rakyat.
    Mampu mewujudkan sikap saling menghargai dan menghormati harga diri orang lain dalam setiap ucapan dan tindakan dilingkungan kehidupan bermasyarakat.

2)    Bersikap sopan santun terhadap rakyat.
    Mampu mewujudkan secara sadar dan iklas saling menghormati dan menghargai orang lain, adat-istiadat dan hukum yang berlaku di daerah tersebut serta mampu menghilangkan ucapan dan tindakan yang arogan dan kasar di dalam kehidupan bermasyarakat.

3)    Menjunjung tinggi kehormatan wanita.
    Mampu menghargai hak dan harga diri wanita serta penempatan wanita sesuai kodratnya dengan mengutamakan perlindungan dan pengayoman dalam segala macam situasi apapun.

4)    Menjaga kehormatan diri di muka umum.
    Mampu menjaga sikap, tingkah laku, tindakan, dan tegur sapa yang baik secara perorangan maupun pok/satuan, terutama apabila berhadapan dengan masyarakat agar kepercayaan terhadap anggota Yonif tetap terjaga yang mana akan memberikan kemudahan pendekatan kepada masyarakat.

5)    Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya.
    Diharapkan anggota Yonif mampu menampilkan pula hidup sederhana dan wajar tetapi serasi dengan kedudukan sosial seseorang dan perkembangan lingkungan.

6)    Tidak sekali-kali merugikan rakyat.
    Anggota Yonif di harapkan dalam melaksanakan kegiatan mampu sebagai motivator dalam pembangunan serta menghilangkan sifat kebendaan, menjauhi sikap/perbuatan negatif dalam kehidupan bermasyarakat.


7)    Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.
    Mampu menghilangkan bersikap dan berucap secara wajar sehingga tidak menimbulkan perasaan-perasaan takut dan curiga pada masyarakat sekelilingnya serta mampu menciptakan suasana akrab antara anggota Yonif dengan masyarakat.

8)    Menjadi contoh dan menelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.
Diharapkan anggota Yonif mampu menjaga dan mewujudkan hubungan yang erat dengan masyarakat sehingga dapat teratasi kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masyarakat.

d.    Aktualisasi Pelaksanaan HAM dan Demokrasi
1)    Diharapkan anggota Yonif memahami masalah HAM dan menguasai aturan-aturan yang berlaku khususnya larangan-larangan yang menyangkut perbuatan dan tindakan militer terhadap non militer.

2)    Tidak adanya keragu-raguan dalam diri anggota dalam melaksanakan tugas karena kekhawatiran melanggar HAM

3)    Diharapkan anggota Yonif mampu menyamakan Visi, persepsi dan interprestasi dalam kehidupan bermasyarakat dan mufakat.

4)    Menghilangkan sifat arogan dan menumbuhkan budaya keterbukaan serta selalu menerima masukan dan kritik yang konstruktuf berbagai pihak.

19.    Aspek Kemanunggalan TNI-Rakyat. Keberhasilan Kemanunggalan TNI-Rakyat yang diharapkan adalah melalui Binter terbatas mampu berperan sebagai pembina teritorial, mampu melaksanakan pembinaan-pembinaan terhadap tokoh-tokoh masyarakat pembina terhadap keluarga besar TNI, rakyat terlatih dan organisasi teritorial dengan melaksanakan kegiatan antara lain :
a.    Fisik. Mampu melaksanakan kegiatan lapangan bersama-sama dengan masyarakat di dasari oleh kesadaran dan keikhlasan secara terencana dan hasilnya

sangat bermanfaat bagi kelancaran roda pembangunan di dalam masyarakat dan menunjang kepentingan Hankam.

b.    Non Fisik. Mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan secara fisik dan mampu mendeteksi dini setiap kejadian-kejadian di lingkungan masyarakat serta bertindak dengan cepat dan tepat.


BAB VI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANGGOTA
YONIF DALAM BINTER TERBATAS


20.    Umum. Anggota Yonif di harapkan memiliki profesionalisme secara bulat, dimana setiap anggota tidak hanya dituntut profesional di dalam tempur atau kegiatan yang bersifat teknis kiemiliteran tetapI juga di tuntut profesional untuk menghimpun potensi wilayah menjadi kekuatan Hankam yang tangguh. Adapun Binter terbatas dapat dicapai melalui pendidikan, pelatihan dan pengaplikasikan yang terencana dan terpadu dengan diikuti sikap moral yang kuat serta pengetahuan Binter yang memadai agar dapat mendukung tercapainya kemanunggalan TNI-Rakyat.

21.    Tujuan.
a.     Agar anggota Yonif memahami tentang Binter terbatas dengan segala aspek dan pengetahuan yang di milikinya.

b.    Agar anggota Yonif mampu menerapkan, mensosialisasikan Binter terbatas kepada masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang damai, aman dan mempunyai tingkah laku yang baik.

c.    Agar anggota Yonif dapat mengaplikasikan nilai-nilai dari Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 wajib TNI melalui Binter terbatas.

22.    Sasaran.
a.     Terbinanya rasa persatuan dan kesatuan masyarakat yang ada dalam lingkungan berdasarkan pancasila.

b.    Terbinanya semangat partisipasi masyarakat lingkungan dalam pembangunan dan keamanan

c.    Terbinanya stabilitas keamanan di dalam daerah tanggung jawab pembinaannya.

c.    Terwujudnya sistem keamanan dilingkungan dalam bentuk ketertiban, ketentraman dan kewaspadaan masyarakat.

d.    Terwujudnya kesadaran aparat pemerintah dan tokoh masyarakat dalam menangani berbagai kasus sosial yang dapat mengganggu ketentraman/keamanan daerah lingkungannya.

e.    Terwujudnya kesadaran pemuka agama dalam menangani masalah Bintal di daerah lingkungannya.

f.    Mantapnya kemanunggalan TNI-Rakyat.

23.    Subyek. Danrem/ Danbrig membuat buku penjabaran sebagai pedoman yang pengimplementasikan binter terbatas, Danyon sebagai pembina satuan membina potensi yang ada di satuan secara keseluruhan dengan membuat perencanaan dan penetapan serta membekali dengan pengetahuan binter terbatas yang langsung menopang kepentingan koter dalam rangka meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

24.    Obyek. Yang merupakan obyek pelaksanaan binter terbatas adalah para Danyon dan anggota seluruhnya dari semua tingkatan dan pangkat di satuan serta aspek geografi, demografi dan kondisi sosial di sekitar pangkalan 5-20 km dengan titik berat pada radius 5 km.

25.    Metode. Upaya meningkatkan kemampuan anggota Yonif dalam binter terbatas di tempuh melalui aspek kepribadian, pengetahuan dan aspek kemanunggalan TNI-Rakyat, dengan metoda binter terbatas yang meliputi karya bhakti KKS-TNI pembinaan keamanan. Tehnik pembinaan teritorial terbatas di laksanakan melalui kegiatan-kegiatan penataran, kegiatan sosial, olah raga, kepemudaan, kesenian, organisasi dan lain sebagainya.

26. Sarana dan Prasarana. Dalam melaksanakan binter terbatas sarana dan prasarana adalah merupakan paket yang tidak boleh diabaikan atau di biarkan, karena sarana dan prasarana tersebutlah para anggota yonif dapat melaksanakan binter terbatas dengan lancar dan maksimal tanpa ragu-ragu. Sarana dan prasarana masih jauh yang diharapkan

karena masih banyak anggota yonif mengeluh, minta dukungan dalam melaksanakan binter terbatas, sehingga dengan keterbatasan sarana dan prasarana maka akan menghambat dalam pelaksanaan tugas Binter terbatas. Untuk itu dalam pengadaan sarana dan prasaarna perlu diadakan atau disediakan dengan semaksimal mungkin agar pelaskanaan binter terbatas dapat berjalan dengan lancar. Anggota yonif akan lebih percaya diri apabila selain ilmu yang dimiliki, wawasan yang luas, kepribadian dan disiplin yang tinggi harus di dukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

27.    Upaya. Meningkatkan Kemampuan Anggota Yonif Dalam Binter Terbatas. Upaya meningkatkan kemampuan anggota agar mendapatkan hasil yang optimal maka dilakukan secara terus-meneus dan berkesinambungan. Pembinaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a.    Aspek Kepribadian. Upaya yang dilakukan dengan sasaran menigkatkan ketaqwaan, disiplin, dan integritas setiap prajurit dilaksanakan antara lian dengan :
1)    Ketaqwaan
a)    Dansat memberikan tugas dan tanggung jawab masalah pemahaman agama seperti melaksanakan pengajian, belajar membaca al-qur’an bagi anggota yang beragama islam.

b)    Dansat selalu mengadakan peragaan-peragaan keagamaan dengan cara sederhana tetapi dilaksanakan di tempat ibadah masing-masing.

2)    Disiplin
a)    Dansat memberikan pengarahan, ceramah dan penekanan secara terus-menerus tentang pentingnya ketaatan tehadap aturan/disiplin yang dilaksanakan pada saat selesai upacara senin pagi dan sabtu pagi.

b)    Dansat menerapkan sistem penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yan melanggar. Upacarakan bagi yang berprestasi dan yang melanggar kepada seluruh anggota agar timbul kebanggaan dan perbaikan bagi satuan.

3)    Integritas
a)    Dansat memberikan santi aji dan santi karma agar para anggota yonif mempunyai sifat membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.

b)    Dansat memberikan kesempatan tanya jawab, usul dan saran pada saat ceramah, Jam komandan, tentang permasalahan yang timbul dalam satuannya sehingga tertanam rasa integritas yang tinggi.

b.    Apsek Pengetahuan. Pembinaan terhadap anggota Yonif pada dasarnya merupakan pelaksanaan peningkatan pelaksanaan dalam rangka binter terbatas agar tetap terpelihara dengan baik bahkan berkembang lebih sempurna lagi dalam hubungannya dengan Kemanunggalan TNI-Rakyat, oleh karena itu diperlukan upaya-upaya penerapan KKS-TNI, prinsip-prinsip Binter dan penerapan 8 wajib TNI,
melalui :
1)    Upaya penerapan kepemimpinan komunikasi sosial (KKS-TNI).
a)    Dansat (Danyon) memberikan penataran singkat secara terpusat di Mako yon di hadiri unsur pimpinan (Danki, Danton, Danru) tentang materi KKS-TNI selanjutnya setelah selesai penataran.
Singkat terpusat di lanjutkan secara tersebar di satuan bawah bagi anggota bawahan sehingga memahami dan mampu mengaplikasikannya dilapangan.

b)    Metoda dan tehnik penataran singkat terpusat dan tersebar di laksanakan dengan cara pemberian penugasan dan didiskusikan serta di praktekan. Contoh latihan anjang sana kerumah tokoh agama/masyarakat.

c)    Pada kegiatan UTP, Dansat menyisipkan Binter tebatas dengan metode teori dan praktek bidang KKS-TNI, sesuai tingkat kepangkatan dan jabatannya.

d)    Dansat memberikan ceramah dan jam komandan khusus para pemimpin khususnya peran kepemimpinan dimana harus dapat

membedakan di dalam jam dinas dan diluar dinas. Contoh : anggota yonif dalam pergaulan dengan masyarakat diluar kedinasan saat diadakan musyawarah maka harus bersifat akomodatif, berkomunikasi dan berdiskusi tanpa ada pembatas serta tidak terkesan otoriter. Peran kepemimpinan yonif selain sebagai komandan/pimpinan juga harus mampu berperan pula sebagai guru, bapak, teman seperjuangan bagi bawahannya dan sebagai komandan harus tegas dan menggunakan kewenangan komando yang syah (otoriter) untuk memerintah dan menghukum, sehingga terkesan otoriter, tetapi di luar jam dinas sore dan malam hari, dia harus mampu berperan bagai guru yang sabar dan bersifat mendidik (edukatif) serta sebagai teman seperjuangan yang harus menyatu dalam suka dan duka dengan bawahannya.

e)    Dansat mewajibkan pimpinan bawahannya untuk selalu monitor lingkungan masyarakat masing-masing sesuai dengan binter terbatas dengan mendata informasi tentang bebagai permasalahan bermasyarakat. Dansat mewajibkan pimpinan bawahannya untuk membagi wilayah pimpinan bawahannya untuk membagi wilayah Binter terbatas, IPO LEK SUS BUD KAM AGAMA yang ada di wilayah Binter terbatas, dengan cara menugaskan anggota-anggota yang cakap di bidangnya untuk melaksanakan Binter terbatas khusus. Contoh : pembinaan terhadap agama dan pembinaan mesjidnya maka haruslah ditunjuk 2-3 orang anggota yang cakap masalah agama islam.

f)    Dansat membuat protap tentang Binter terbatas sesuai satuan yang ada dibawah komandannya sehingga secara rutin dapat dilaksanakan, begitu pula dansat bawahan melaporkan secara periodik rencan dan hasil pelaksanaan Binter terbatas yang ada disekitar satuannya.

g)    Komando atas untuk selaku memberikan jam komandan kepada anggota yonif tentang Binter terbatas terkini di lanjutkan tanya jawab masalah Binter terbatas sehingga dapat membuka wawasan bagi para anggota yonif dalam berbuat dan bertindak.

2)    Upaya Penerapan Prinsip-prinsip Binter.
a)    Manfaat. Dansat dalam merencanakan dan melaksanakan binter terbatas selalu berkoordinasi dengan koter dan pemerintah daerah, sehingga dalam pelaksanaannya akan berjalan lancar serta hasilnya sangat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan hukum.

b)    Tanggap. Para Dansat dalam memberikan ceramah atau penekanan-penekanan terhadap anggotanya haruslah mementingkan sikap tanggap terhadap perkembangan sosial masyarakat, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat dari buku-buku maupun media elektronik sehingga dapat dengan cepat menanggapi permasalahan yang timbul dalam masyarakat.

3)    Penerapan 8 wajib TNI
a)    Dansat (Dan Yon) memberikan ceramah dan penugasan aplikasi dilanjutkan diskusi dan praktek di lapangan tentang 8 wajib wajib TNI dalam penataran singkat di mako yon dengan dihadiri oleh para Perwira, Bintara dan selesai penataran hasilnya agar disebarkan keseluruh anggotanya sehingga penerapan 8 wajib TNI dapat terlaksana dengan baik.

b)    Adapun hal-hal yang diupayakan oleh seluruh anggota yonif antara lain :

(1)    Bersikap tamah terhadap rakyat
        Diupayakan setiap anggota selalu bersikap dan berprilaku yang dapat memberikan kesan ramah tamah antara lain, memberikan ucapan/tegur sapa, berjabat tangan, rendah hati, silaturahmi/ anjang sana, saling menghormati, mencintai dan murah senyum.

(2)    Bersikap Sopan santun terhadap rakyat
        Dengan memberikan santi aji kepada para anggota selalu berupaya berucap dan berhati luhur, saling menghormati, rendah hati, tidak menyinggung perasaan masyarakat, cepat

menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang berlalu dan selalu berlapang dada dalam menghadapi permasalahan.

(3)    Menjunjung tinggi kehormatan wanita.
        Dengan memberikan ceramah tentang pentingnya menghargai terhadap kaum wanita, dan selalu memberikan perlindungan/mengutamakan pelayanan bagi kaum wanita.
 
(4)    Menjaga kehormatan diri di muka umum.
        Diharapkan para anggota untuk selalu memberi suri tauladan, bersikap jujur, bertanggung jawab dan menghindari perbuatan yang negatif.

(5)    Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya.
        Dengan wajib memberikan penekanan-penekanan terhadap bawahannya tentang pentingnya memberikan contoh tauladan dalam pergaulan dan pandai menjaga kerukunan hidup bermasyarakat.

(6)    Tidak sekali-kali merugikan rakyat.
        Dengan wajib memberikan ceramah dan santi aji tentang hal-hal yang dapat merugikan rakyat dan dibuat protap apabila akan melaksanakan latihan di wilayah masyarakat sehingga tidak merusak/mengganggu hak milik rakyat.

(7)    Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.
    Dalam ceramahnya Danyon menekankan pentingnya membudayakan saling maaf-memaafkan dan tidak bertindak sewenang-wenang.

(8)    Menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.
    Para komandan yonif harus bersifat Ing Ngarso Sung, Tulodo Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.

4)    Mengaktualisasikan pelaksanaan HAM dan Demokratisasi
a)    Danrem/ Danbrig menyelenggarakan penataran terpusat/ diluar program/ di mako yon dihadiri perwira, bintara tentang pendalaman permasalahan HAM dan aturan-aturan HAM yang berlaku dengan metode teori/ praktek aplikasi serta lembar penugasan. Bila telah selesai hasilnya disebarkan kebawahan untuk diaktualisasikan dilapangan.

b)    Danyon memberikan ceramah terpusat dan tersebar pada waktu non program tentang pentingnya para anggota dalam melaksanakan tugas/kegiatan bersama masyarakat umum untuk menyamakan visi, persepsi dan interprestasi serta menghilangkan sifat-sifat arogan dan selalu terbuka untuk menerima saran/kritik yang bersifat membangun.

c.    Aspek kemanunggalan TNI-Rakyat. Upaya yang dilakukan dengan sasaran meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat dilaksanakan antara lain dengan kegiatan fisik dan non fisik :
1)    Tahap Perencanaan
a)    Danyon mewajibkan para komandan bawahan untuk membuat peta/bagan Binter terbatas meliputi batas wilayah tanggung jawab, daerah-daerah rawan, sasaran pembinaan dan mendata aspek geografi, demografi, konsos serta mempelajari situasi dan kondisi yang berlaku sehingga dapat menentukan prioritas bantuan, metode dan tehnik pembinaan serta menyusun rencana kegiatan binter terbatas.

b)    Danyon berkewajiban mengecek dan mempelajari guna mengambil langkah-langkah kegiatan Binter terbatas yang dipadukan dengan program satuan.

2)    Tahap Persiapan
a)    Danyon berkewajiban memberikan pengertian dan pemahaman kepada seluruh anggota tentang rencana kegiatan binter terbatas serta syarat-syarat yang harus dimiliki bagi pembinaan syarat yang harus


dimiliki bagi pembinaan teritorial baik secara perorangan, kelompok dan satuan.

b)    Danyon menyusun organisasi Binter terbatas dan memberikan tugas, serta tanggung jawab sesuai metode dan kemampuan dengan batas-batas yang harus dipedomani dan dilaksanakan seperti contoh : Dalam wilayah Binter terbatas terdapat mesjid (sarana ibadah dan pemuka agama) maka Danyin menunjuk 2-3 orang anggota yonif yang cakap dibidang agama islam untuk secara rutin melakukan pembinaan.

3)    Tahap Pelaksanaan
a)    Pembinaan Geografi
(1)    Danyon setelah merencanakan dan mempersiapkan dengan matang maka memerintahkan unsur komandan bawahan melaksanakan kegiatan yang telah dipadukan dengan kegiatan latihan satuan seperti latihan ilmu medan dan lain-lain yang bersifat gerakan diwilayah Binter terbatas.

(2)    Setiap satuan harus benar-benar menguasai wilayah dengan cara membuat peta bagan pada setiap gerakan latihan sehingga aspek geografi secara utuh dapat dikuasai baik secara fisik di peta mupun di lapangan, misalnya medan yang digunakan, Helly Pet jalan-jalan pendekat dan lain-lainnya.

(3)    Dalam upaya mengembangkan kesejahteraan terutama pada radius sampai 5 km, maka para Danyon harus mengintegrasikan kegiatan Binter terbatas dengan kepentingan-kepentingan masyarakat di sekelilingnya melalui kegiatan karya bhakti, misalnya perbaikan jalan, penghijauan lahan-lahan kritis/tidur, mengembangkan lahan-lahan pertanian, perikanan, peternakan, sarana ibadah, pasar rakyat, jembatan, pemakaman, dan perbaikan rumah-rumah orang jompo/miskin dilaksanakan secara gotong royong.



b)    Pembinaan Demografi
(1)    Danyon melaksanakan inventarisasi masyarakat yang ada di daerah lingkungan pangka selanjutnya di organisasikan dan didaya gunakan dalam upaya pembinaan keamanan lingkungan.

(2)    Menyelenggarakan kegiatan fisik dan non fisik antara lain berupa latihan baris-berbaris terhadap hansip, pramuka, pamswakarsa (siskamling), dan penyuluhan-penyuluhan, anjang sana dan lain-lain.

c)    Pembinaan kondisi Sosial
(1)    Melaksanakan pembinaan terhadap orang-orang/masyarakat yang terlibat dalam kegiatan eka, eki.

(2)    Melaksanakan anjang sana, tatap muka guna menjalin kerja sama yang harmonis kepada para pejuang, pemuka agama, politikus, ekonomi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, karang taruna, budayawan pembela HAM, wartawan, pemerhati lingkungan hidup tokoh adat. LSM dan cendekiatan dengan cara menunjuk 2-3 orang anggota yang cukup di bidangnya secara rutin dan berkesinambungan agar tercipta kemaunggalan TNI-Rakyat secara hakiki menyeluruh.

(3)    Melaksanakan penyuluhan dan pemutaran film tentang ketentuan-ketentuan pokok Hankamneg, kerukunan hidup beragama, kesehatan, kebersihan lingkungan dan dengan pendekatan hiburan/musik.

(4)    Melaksanakan kegiatan-kegiatan fisik antara lain berupa kegiatan pengobatan masal secara gratis, kesenian daerah, olah raga dan kebersihan lingkungan.

4)    Tahap Pengakhiran
    Danyon berkewajiban mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan guna mendapatkan masukan keberhasilan dan kekurangan-kekurangan demi perbaikan atau kemajuan dimasa yang akan datang.
 
BAB VII
PENUTUP

18.    Kesimpulan. Upaya meningkatkan kemampuan anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas guna mendukung tugas pokok merupakan proses jangka panjang serta memerlukan kerja keras secara nyata di lapangan. Dari uraian di atas tentang upaya meningkatkan kemampuan Binter terbatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a.    kualitas anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas saat ini dilihat dari aspek kepribadian belum sepenuhnya melaksanakan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menipisnya/menurunnya tingkat disiplin, ketidak taatan terhadap aturan-aturan dan keberanian untuk membela kejujuran, kebenaran dan keadilan, kemudian dari aspek pengetahuan kurang mampu menguasai KKS-TNI, Prinsip-prinsip Binter, khususnya prinsip manfaat dan sikap tanggap terhadap situasi, serta kurang mengaplikasikan penerapan 8 wajib TNI, serta kurang menguasai aktualisasi pelaksanaan HAM dan Demokratisasi secara nyata kemanunggalan TNI-Rakyat.

b.    Adapun kemampuan anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas yang di harapkan dari Aspek kepribadian adalah kemampuan mewujudkan ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu mewujudkan disiplin secara sadar dan iklas serta mampu mewujudkan integritas secara sadar dan iklas mampu mewujudkan integritas secara utuh/bulat, sedangkan aspek pengetahuan agar menguasai dan mampu mengaplikasikan di lapangan, ilmu KKS-TNI, Penerapan Prinsip-prinsip Binter terbatas, mampu mengaplikasikan 8 wajib TNI dan mampu mengaktualisasikan pelaksanaan HAM dan Demokratisasi serta mampu mengaplikasikan kemanunggalan TNI-Rakyat, dan kegiatan Fisik dan Non Fisik di hadapkan dengan pembinaan Geo, Demo, dan Komsos.

c.    Faktor yang berpengaruh yang merupakan kekuatan terhadap kemampuan anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas dari sisi internal adalah terdapatnya jati diri Prajurit TNI-AD, fungsi utama TNI-AD adanya pemberdayaan

organisasi satuan, dan adanya putra daerah, sedangkan kelemahan adalah tidak di berdayakan organisasi satuan, dan putra daerah, perbedaan intelektual prajurit, terdapatnya sarana dan prasarana, piranti lunak dan piranti keras yang terdapat di satuan anggota Yonif. Dari segi eksternal adanya peluang yang dapat di manfaatkan yaitu program kerja satuan, prajurit tinggal satu atap, dan terdapatnya peran Binter terbatas, sedangkan kendalanya adalah pengaruh informasi, aturan-aturan HAM, adat istiadat dan bahasa.

d.    Selanjutnya upaya peningkatan kemampuan anggota Yonif dalam Binter terbatas dapat di tempuh dengan peningkatan :
1)    Aspek kepribadian dengan sasaran terwujudnya kesatuan prilaku dan sikap mental disiplin serta integritas setiap prajurit melalui aplikasi ketaqwaan/mental, pembinaan rohani, santi aji, santi karma maupun tradisi korps di Komando atas dengan menggunakan tehnik ceramah, penugasan, perayaan-perayaan keagamaan dan instruktif.

2)    Aspek kecakapan dengan metode pembinaan melalui penataran singkat secara terpusat dan tersebar dalam satuan serta diberikan ceramah aplikasi di lapangan (diskusi) dengan pengawasan melekat tiap kegiatan dan perencanaan atau tahap-tahap kegiatan benar-benar sehingga dapat dilihat tingkat kemampuan dan keberhasilan.

3)    Aspek kemanunggalan TNI-Rakyat melalui kegiatan fisik dan non fisik di mulai dari perencanaan, persiapan pelaksanaan dan penghakiran meliputi pembinaan Geo Demo, dan Komsos.

19.    Saran. Dalam upaya meningkatkan kemampuan anggota Yonif dalam pelaksanaan Binter terbatas perlu disampaikan beberapa masukan sebagai berikut :
a.    Agar Komando atas menyelenggarakan penataran singkat terpusat di Kotama/Rindam dengan materi Binter terbatas yang harus dilakukan dengan kondisi saat ini di ikuti oleh para Perwira dan Bintara di jajaran Yonif.

b.    Komando atas agar membuat audio visual tentang pelaksanaan Binter terbatas sebagai pedoman secara langsung di lihat bagi anggota Yonif.

c.    Agar Komando atas dapat mengadakan dan memberikan piranti lunak berupa bujuknis masalah Binter terbatas HAM, dan Demokratisasi, begitu pula guna kelancaran pelaksanaan Binter terbatas agar diberikan sarana penanggulangan berupa materi (Alkapsus) maupun dana.

d.     Komando atas (Danrem, Danbig) agar dapat membuat buku tentang adat-istiadat dan bahasa dimana satuan itu bertugas atau berada.

    Demikian karangan militer ini di buat dengan harapan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi komando atas dalam mengambil langkah dan tindakan untuk mewujudkan keberhasilan tugas anggota Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas.
Share this Article on :
 

© Copyright Towarani 1407 2010 -2012 | TOWARANI Teluk Bone | Powered by Login.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...