BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Keberhasilan satuan dalam melaksanakan tugas pokok operasi ditentukan oleh kemampuan prajuritnya. Untuk diperoleh suatu kemampuan dan keterampilan secara individu, sebagai modal dasar diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan, maka untuk memperoleh hasil yang baik tentunya dimulai dari pembenahan-pembenahan di lembaga pendidikan tersebut. Lembaga-lembaga pendidikan TNI AD, disamping mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pendidikan dasar militer, kejuruan dan kecabangan juga menyelenggarakan pendidikan spesialisasi. Jenis pendidikan apapun untuk memperoleh hasil didik yang baik, banyak bergantung kepada Gumil yang berada di lembaga pendidikan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah Rindam.
b. Kondisi Pusdik pada dewasa ini terlihat adanya permasalahan keterbatasan-keterbatasan khususnya Gumil baik ditinjau dari kualitas maupun kuantitasnya. Tetapi dalam hal ini tetap dituntut hasil didik yang baik. Kenyataan di lapangan yang terjadi bahwa, menurunnya kualitas maupun kuantitas lebih disebabkan bukan kesalahan institusi melainkan lebih condong kepada kesalahan-kesalahan individu.
Disamping adanya berbagai faktor yang berpengaruh, baik faktor intern maupun eskstern. Tentunya hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi mutu hasil didik.
c. Untuk menyikapi hal tersebut maka berbagai upaya dari pucuk pimpinan TNI AD sampai dengan tingkat Rindam harus melakukan pembenahan diberbagai bidang kehidupan. Diantaranya dapat dilakukan melalui “Optimalisasi Peran Gumil sebagai Tenaga Pendidik dalam rangka mewujudkan keberhasilan pendidikan”.
2. Maksud dan Tujuan.
a. Maksud. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang Peran Gumil dalam rangka mewujudkan keberhasilan pendidikan, sehingga satuan ini dapat menjalankan tugas secara berhasil.
b. Tujuan. Sebagai sumbangan pikiran pada Komandan Satuan, dalam meningkatkan peran Gumil sebagai tenaga pendidik dalam rangka keberhasilan tugas pokok pendidikan.
3. Ruang lingkup dan tata urut. Ruang lingkup pembahasan tulisan ini dibatasi pada kondisi peran Gumil saat ini dan upaya peningkatanya dalam rangka meningkatkan mutu hasil pendidikan dan disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Latar belakang pemikiran.
c. Peran Gumil saat ini.
d. Faktor faktor yang berpengaruh.
e. Peran Gumil yang diharapkan
f. Optimalisasi peran Gumil.
g. Penutup.
4. Metode dan pendekatan. Tulisan ini menggunakan metode deskripsi pragmatis pengalaman tugas di lapangan.
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
5. Umum. Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok pendidikan sangat ditentukan oleh peran Gumil yang didukung dengan kualitas maupun kuantitas kemampuan Gumil yang memadai. Kondisi nyata saat ini dan peran dari Gumil masih kurang maksimal dalam mendukung keberhasilan tugas. Untuk itu diperlukan pemikiran bagaimana upaya peningkatannya.
6. Dasar pemikiran. Dalam rangka menunjang keberhasilan tugas pokok pendidikan, peran Gumil sangat luas dan dominan. Dominasi peran diharapkan menghasilan perubahan-perubahan yang signifikan dalam memperoleh mutu hasil didik yang baik dan sesuai harapan. Namun di sisi lain masih adanya kelemahan pada Gumil baik kualitas maupun kuantitasnya.
a. Perkembangan Situasi.
1) Kemajuan pembangunan khususnya di bidang pendidikan berdampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di masyarakat. Kondisi ini menjadikan sikap masyarakat semakin kritis termasuk terhadap TNI.
2) Sejalan dengan munculnya era reformasi berdampak terhadap di bidang militer. Dampak yang ditimbulkan adalah pemisahan Polri dari ABRI dan penyesuaian tugas, peran serta fungsi TNI AD sebagai alat pertahanan negara.
3) Untuk menghadapi perubahan dan perkembangan situasi yang terjadi, prajurit dituntut untuk memiliki kualitas profesionalisme sesuai tugas dan jabatannya.
b. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi.
1) Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang pesat berdampak terhadap adanya tuntutan pemanfaatan tehnologi, termasuk di lembaga pendidikan. Pemanfaatan teknologi akan memberikan kemudahan dalam penyelenggaraan pendidikan.
2) Kondisi sarana dan prasarana pendidikan di lembaga pendidikan belum memadai, baik dari aspek kualitas maupun kualitas. Untuk itu perlunya upaya pemanfaatan tehnologi di lembaga pendidikan yang disesuaikan kebutuhan agar proses belajar dan mengajar dapat terselenggara dengan lancar. Kondisi akan berpengaruh terhadap kemampuan Gumil yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil didik.
7. Peran Gumil sebagai cerminan hasil didik. Peran Gumil sangat dominan dalam cerminan hasil didikan, baik buruknya Gumil dalam menyampaikan bobot materi pelajaran yang diajarkan, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap bobot hasil didik.
BAB – III
PERAN GUMIL SAAT INI
8. Umum. Keberhasilan tugas Lemdik dapat dilihat dari mutu hasil didiknya, salah satu faktor yang menentukan mutu hasil didik tersebut adalah Gumil dan pelatih selaku tenaga pengajar dan pembina disamping sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung. Secara khusus peran Gumil sebagai tenaga pendidik saat ini kurang maksimal dan kemampuannya masih di bawah standart yang ditentukan, hal ini dapat ditelaah melaui berbagai aspek diantaranya aspek mental, aspek pengetahuan dan aspek jasmani pada Gumil.
9. Aspek Mental.
a. Motivasi, kemauan dan kesadaran pengembangan diri masih kurang.
b. Keatuladanan. Masih adanya Gumil yang belum menampilkan sikap perilaku maupun tingkah laku yang baik.
c. Rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap anak didik masih kurang.
10. Aspek pengetahuan.
a. Adanya Gumil yang kurang menguasai bahan ajaran yang akan disampaikan.
b. Malas belajar secara mandiri, yang akhirnya pelaksanaan tugas terkesan asal jalan.
c. Kurang wawasan, pemahaman serta pengusaan ilmu keguruan dan ilmu pengetahuan tertentu kemudian diberikan tugas sebagai Gumil.
d. Kemampuan menstranformasikan spesialisasi ilmu keguruan yang dimiliki kurang.
e. Pengetahuan terhadap tehnik mengajar belum sepenuhnya dikuasai sepenuhnya oleh Gumil, sehingga dalam penyajian materi pelajaran tidak dapat terlaksana secara optimal.
f. Pemahaman dan penguasaan terhadap materi pelajaran masih terbatas, sehingga dalam penyampaian materi Gumil tidak dapat menjelaskan secara mendalam dan aplikatif.
g. Sikap dan penampilan Gumil apa adanya. Kondisi ini berdampak terhadap berkurangnya simpati peserta didik, yang pada
akhirnya berpengaruh tingkat penerimaan dan pemahaman materi pelajaran oleh peserta didik.
h. Persiapan mengajar tidak terlaksana secara maksimal, baik penguasaan materi maupun sarana pendukung yang menjadi tanggung jawab sebagai Gumil. Kondisi ini berakibat proses belajar dan mengajar menjadi tidak optimal.
11. Aspek Jasmani.
a. Motivasi kurang dalam pembinaan jasmani, padahal waktu secara umum telah diberikan di satuan-satuan maupun Lemdik TNI AD.
b. Sebagian besar, Gumil sudah usia lanjut.
c. Adanya postur Gumil yang Gemuk.
12. Sarana Pendukung.
a. Peranti Lunak.
1) Bahan ajaran yang digunakan sebagai pedoman pokok dalam menyampaikan materi pelajaran sangat terbatas baik dari aspek kualitas maupun kuantitas.
2) Buku-buku petunjuk yang dibutuhkan sebagai referensi untuk mendukung pemahaman materi sangat terbatas. Kondisi ini berdampak terhadap tingkat pemahaman dan penguasaan materi pelajaran para Gumil.
b. Peranti Keras.
1) OHP yang merupakan sarana pendukung utama dalam penyampaian materi pelajaran sangat terbatas baik dari aspek kuantitas maupun kualitas.
2) Teknologi khususnya komputer dan single lensa yang dapat mendukung kelancaran proses belajar dan mengajar belum dimanfaatkan.
BAB-IV
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
13. Umum. Cermin dari peran, sikap perilaku dan kualitas Gumil diwujudkan dalam keseharian baik di lingkungan satuan maupun ditengah kehidupan masyarakat, karena Gumil telah menyandang status sebagai guru yang patut digugu dan ditiru oleh hasil didiknya. Peran Gumil yang maksimal dan berkualitas merupakan harapan, gejala menurunnya kemampuan saat ini dikarenakan dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor yang berpengaruh baik faktor intern dan ekstern.
14. Faktor Intern. Ada beberapa faktor intern baik berupa kekuatan maupun kelemahan yang mempengaruhi peran Gumil yang dapat ditinjau secara umum sebagai berikut :
a. Kekuatan.
1) Latar belakang spesialisasi pendidikan kegumilan.
2) Sumber daya prajurit dengan latar belakang dari pendidikan perguruan tinggi.
3) Perangkat mengajar yang mengikuti perkembangan Ilpengtek dalam mendukung tugas Gumil.
4) Tersedianya taman baca/perpustakaan.
b. Kelemahan.
1) Motivasi. Motivasi perorangan Gumil dalam menjalankan tugas pokok mengajar kurang.
2) Kepedulian. Kepedulian atasan kurang.
3) Kemampuan jasmani seseorang bersifat temporer apabila tidak dibina akan melemah.
4) Belum membudayanya kesadaran belajar secara mandiri.
5) Perpustakaan kurang berfungsi.
6) Keterbatasan sarana dan prasarana serta personil masih menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan prajurit TNI AD dalam melaksanakan tugas.
15. Faktor eksternal. Dalam mengoptimalkan peran Gumil guna mendukung keberhasilan tugas pokok pendidikan terdapat beberapa faktor eksternal yang berpengaruh. Faktor eksternal tersebut baik berupa peluang dan kendala yang dapat ditinjau secara umum sebagai berikut :
a. Peluang.
1) Perhatian pimpinan TNI AD terhadap pemantapan Lemdik-lemdik TNI AD.
2) Validasi organisasi.
3) Organisasi yang solid. Soliditas organisasi Lemdik yang penuh disiplin dengan jiwa korsa dan adanya tugas serta fungsi yang jelas akan lebih mudah membantu dalam proses pendidikan di lingkungan TNI AD.
4) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan diri, sehingga mampu mengikuti kemajuan dan perkembangan yang terjadi.
5) Peranti lunak berupa buku-buku petunjuk dan peraturan tentang pembinaan satuan yang sudah tersedia, merupakan peluang untuk dijadikan pegangan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas Gumil di satuannya.
b. Kendala.
1) Kondisi satuan. Keterbatasan satuan Lemdik dalam memberikan kesejahteraan kepada para Gumilnya sering menjadikan kendala bagi para Gumil dalam mengembangkan kemampuan dirinya.
2) Pengaruh lingkungan tugas meliputi : kondisi sosial, ekonomi dan budaya.
3) Sistem seleksi khususnya untuk menjadi Gumil di Lemdik TNI AD cenderung masih kurang obyektif, terutama kurang berorientasi kepada kemampuan individu/kualitas SDM-nya sehingga menjadi kendala pada saat menjadi Gumil yang bertanggung jawab terhadap anak didik maupun satuannya.
BAB – V
PERAN GUMIL YANG DIHARAPKAN
16. Umum. Agar para peran Gumil dapat lebih mantap dalam mendukung pelaksananaan tugas pokok pendidikan di Lemdik, maka diharapkan Gumil dituntut memiliki kemampuan yang memadai baik secara kualitias maupun kuantitasnya. Pengetahuan terhadap tehnik mengajar diharapkan dikuasai sepenuhnya oleh Gumil, sehingga dalam penyajian materi pelajaran dapat terlaksana secara optimal. Pemahaman dan penguasaan terhadap materi pelajaran lebih mantap, sehingga dalam penyampaian materi Gumil dapat menjelaskan secara mendalam dan aplikatif.
17. Aspek Mental.
a. Memiliki motivasi, kemauan dan kesadaran pengembangan diri guna menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman dalam mendukung tugas pokok mengajar.
b. Ketauladanan. Gumil diharapkan mampu menampilkan sikap perilaku maupun tingkah laku yang baik.
c. Memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap anak didik yang pada akhirnya Serdik termotivasi untuk belajar dengan giat.
18. Aspek Pengetahuan.
a. Gumil harus menguasai bahan ajaran yang akan disampaikan.
b. Giat belajar secara mandiri, yang akhirnya pelaksanaan tugas dapat terlaksana dengan baik.
c. Memiliki wawasan, pemahaman serta penguasaan ilmu keguruan dan ilmu pengetahuan dalam mendukung tugas sebagai Gumil.
d. Mampu menstranformasikan spesialisasi keguruan yang dimiliki kepada Serdik.
19. Aspek jasmani.
a. Motivasi dan kesadaran yang tinggi dalam pembinaan jasmani, sadara bahwa kesegaran jasmani merupakan kebutuhan.
b. Gumil diharapkan memiliki tubuh yang ideal.
c. Sebagian besar Gumil sudah usia lanjut.
d. Adanya Postur Gumil yang gemuk.
e. Harus mempunyai nilai kesegaran jasmani yang tinggi.
20. Sarana Pendukung.
a. Peranti Lunak.
1) Bahan ajaran yang digunakan sebagai pedoman pokok dalam menyampaikan materi pelajaran diharapkan dipenuhi baik dari aspek kualitas maupun kuantitas.
2) Buku-buku petunjuk yang dibutuhkan sebagai referensi untuk mendukung pemahaman materi diharapakan terpenuhi. Sehingga tingkat pemahaman dan penguasaan materi pelajaran para Gumil lebih optimal.
b. Peranti Keras.
1) OHP yang merupakan sarana pendukung utama dalam penyampaian materi pelajaran terpenuhi baik dari aspek kuantitas maupun kualitas.
2) Teknologi khususnya komputer dan single lensa yang dapat mendukung kelancaran proses belajar dan mengajar dapat dimanfaatkan secara optimal.
BAB – VI
OPTIMALISASI PERAN GUMIL
21. Umum. Apabila kita melihat kemampuan Gumil saat ini dihadapkan kepada tuntutan tugas dan tanggung jawab agar mampu menunjang keberhasilan tugas pokok pendidikan dengan baik, maka perlu adanya upaya oleh Danpusdik/Lemdik dalam peningkatan kemampuan Gumil. Dalam meningkatkan kemampuan Gumil ini terlebih dahulu memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh serta bagaimana memanfaatkan peluang yang ada maupun mengliminir kendala yang dihadapi.
22. Tujuan. Peran Gumil yang maksimal dan memiliki kemampuan yang mantap dalam mendukung pelaksananaan tugas pokok pendidikan dengan meningkatkan kemampuan Gumil yang meliputi tiga aspek yaitu aspek metal, aspek pengetahuan dan aspek jasmani.
23. Sasaran. Terwujudnya hasil didik yang mantap dengan didukung peran dan kemampuan Gumil baik secara kualitas maupun kuantitas.
a. Membentuk mental, pengetahuan serta jasmani Gumil yang diidentifikasikan sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas pokok mengajar.
b. Mendorong terpeliharanya tiga aspek yaitu aspek mental, aspek pengetahuan dan aspek jasmani yang mantap.
24. Subyek. Yang menjadi subyek adalah Kasad, Dankodiklat, Danpussen TNI AD, Danpusdik/Lemdik TNI AD.
25. Obyek. Gumil dan seluruh Perwira yang dipersiapkan untuk tenaga Gumil/Pelatih dalam Lemdik.
26. Metoda. Metoda yang digunakan dalam mengoptimalkan peran dan kemampuan Gumil dapat lebih berdaya dan berhasil guna dalam mendukung setiap pelaksanaan tugas pokok pendidikan adalah metode edukasi, Aplikasi, penugasan, penyuluhan dan ketauladanan.
27. Sarana dan prasarana.
a. Menginventarisir dan mereorganisir semua alut sista terutama alat kendali pendidikan maupun alat-peralatan pendukung lainnya yang berada di lingkungan Lemdiki maupun yang berada di luar Lemdik sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan peran dan kemanpuan Gumil dalam mendukung tugas-tugas pendidikan.
b. Piranti lunak. Semua piranti lunak yang ada khususnya buku-buku petunjuk operasional pendidikan.
28. Upaya yang dilaksanakan. Adapun berbagai upaya yang dapat dilaksanakan dalam mengoptimalkan peran maupun peningkatan kemampuan Gumil diantaranya melalui seleksi personel, penataran dalam satuan, peningkatan kemampuan Gumil dilihat dari 3 aspek, pemeliharaan kemampuan Gumil, penugasan dan peningkatan sarana dan prasarana pendukung.
a. Seleksi Personel.
1) Perhatian Pimpinan TNI AD terhadap usaha peningkatan kualitas hasil didik sangat besar. Perhatian ini terlihat dari kebijakan penempatan Perwira lulusan Selapa dan Seskoad di Lemdikpus.
2) Penempatan masih terbatas pada aspek kuantitas, namun belum memperhatikan aspek kualitas, khusus penempatan lulusan Selapa berdasarkan pada rangking pendidikan. Perwira memiliki pengetahuan dan pemahaman materi yang baik belum tentu dapat berperan sebagai Gumil.
3) Untuk mengatasi permasalahan ini, maka perlunya mengadakan seleksi personel yang disiapkan menjadi Gumil. Selain penilaian terhadap tingkat pemahaman materi pelajaran, tapi juga memperhatikan kemampuan dalam mengembangkan dan mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
b. Penataran Dalam Satuan.
1) Keterbatasan alokasi peserta kursus Gumil, diatasi dengan penataran Gumil yang bersifat penataran dalam satuan. Penataran Gumil diberikan bagi Perwira yang baru masuk menjadi organik Pusdik, kecuali bagi personel yang pernah mengikuti Susgumil dan berpengalaman mengajar.
2) Pembekalan berupa penataran dalam satuan dengan memanfaatkan Gumil yang terbaik dan berpengalaman mengajar. Metoda penataran berupa teori dan praktek.
3) Dalam pelaksanaan penataran diadakan penilaian berdasarkan hasil dari tes tertulis dan pengamalan praktek mengajar.
4) Bagi peserta yang telah memenuhi syarat, diberikan kesempatan untuk mengajar, namun masih dalam pembimbingan dan pengawasan. Setiap selesai mengajar diberikan evaluasi dan arahan. Kegiatan ini dilaksanakan berulang-ulang sampai diyakini bahwa peserta telah mampu mengajar sesuai dengan standar sebagai Gumil.
5) Bagi peserta yang belum memenuhi syarat, diberikan bimbingan khusus sampai memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai kebutuhan tuntutan tugas sebagai Gumil.
c. Peningkatan kemampuan Gumil dari 3 Aspek.
1) Aspek mental. Aspek ini khususnya pada pembinaan mental seseorang dengan metode atau cara : Snti aji, Santi Karma, pengarahan Jam Komandan, pendidikan dan ketauladanan sehingga tumbuh kebanggan sebagai Gumil, selain itu mengedepankan pengawasan secara melekat dalam pelaksanaan tugas pokok mengajar.
2) Aspek pengetahuan.
a) Menambah kemampuan gumil melalui kegiatan pendidikan-pendidikan satuan berupa khursus-kursus, penataran maupun dalam bentuk lain baik secara informal daupun non formal, dengan demikian dapat menanbah kemampuan Gumi sehingga dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas pokok pendidikan.
b) Membekali kemampuan kegumilan/kepelatihan melalui Dikbangspes, sebelum diberi tugas sebagai Gumil.
c) Penyegaran pelaksanaan tugas melalaui TOD/TOA.
d) Memberikan penugasan yang kaitannya dengan tugas Gumil dalam bentuk produk-produk maupun dalam bentuk aplikasi.
e) Seleksi kegiatan ini juga dilaksanakan sejak proses penyiapan terutama menyangkut kemampuan. Secara intelektual dapat dilihat dari nilai setiap mengikuti pendidikan militer. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan Gumil yang memiliki bakat mendidik.
f) Spesialisasi disamping mengikuti diklat para Gumil harus dikelompokan menurut bidang studi yang dikuasai, berdasar pada keahlian dan bakat.
g) Pendalaman bidang studi. Kelompok spesialisasi yang telah dibentuk tersebut, selanjutnya diwajibkan melaksanakan pendalaman untuk menyamakkan persepsi dan lingkup pembahasan bidang materi kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan cara diskusi dan paparan bidang studi yang ditanggapi oleh orang lain.
h) Pendidikan dan latihan (Diklat). Dalam rangkain kemampuan Akademik baik ilmu keguruan maupun ilmu pendukung lainnya, sangat diperlukan diklat yang bertanggung jawab melalui kursus atau penataran Gumil.
3) Aspek Jasmani. Memberikan kesempatan kepada Gumil di Lemdik melalui penyediaan sarana dan prasarana olah raga, pembuatan jadwal pembinaan jasmani, selanjutnya obyektifitas pelaksanaan tes kesegaran jasmani secara periodik terhadap seluruh Gumil yang meliputi tes kesehatan, tes kesemaptaan dan postur tubuh. Untuk tes kesehatan diharapkan hasilnnya paling tidak stakes II dan untuk tes kesemaptaan minimal nilai 61, sedangkan untuk tes postur tubuh hasilnya paling tidak “harmonis”. Bagi para Gumil yang tidak memenuhi standar ini, akan dialih tugaskan selain jabatan Gumil.
d. Pemeliharaan Kemampuan Gumil.
1) Kemampuan yang telah diperoleh oleh para Gumil perlu dipelihara dan ditingkatkan. Dalam organisasi dan tugas Pusdik, tugas dan tanggung jawab Gumil berada pada para Kadep.
2) Para Kadep selain membina materi dan bahan ajaran juga bertugas melaksanakan pembinaan terhadap Gumil. Tugas ini dirasakan cukup berat yang berakibat pada tugas para Kadep tidak optimal.
3) Untuk mengatasi masalah ini, maka perlunya dibentuk Tim Gumil, sehingga pembinaan para Gumil langsung dilaksanakan oleh Katim Gumil. Sedangkan Kadep bertugas membina materi dan bahan ajaran.
4) Katim Gumil bertanggung jawab terhadap pembinaan kemampuan dan operasional para Gumil. Kegiatan para Gumil bila tidak mengajar, melaksanakan kegiatan diskusi dan pendalaman materi.
e. Penugasan.
1) Setelah dinyatakan mampu, maka Gumil diberikan kesempatan untuk mengajar yang dimulai dengan materi yang sederhana.
2) Mengadakan pemeriksaan setiap Gumil yang akan mengajar, baik kesiapan bahan maupun pemahaman materi dengan cara gladi mengajar di depan para Kadep dan Gumil lainnya.
3) Memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan untuk penyempurnaan dalam mengajar terhadap kekurangan Gumil.
4) Setiap tahun diadakan penilaian Gumil terbaik yang ditentukan berdasarkan pengamatan dari para Kadep dan pendapat peserta didik. Gumil yang terbaik diberikan penghargaan dan perintah penempatan promosi jabatan baik di dalam maupun di luar lingkungan Pusdik.
f. Peningkatan Sarana dan Prasarana pendukung.
1) Sarana dan prasarana merupakan faktor utama untuk mendukung kelancaran proses dalam belajar dan mengajar.
2) Pemilihan jenis sarana dan prasarana diarahakan pada pemanfaatan teknologi seperti OHP, Single lensa dan Komputer.
3) Pembuatan audio visual sebagai alat penolong instruksi (Alongins) sebagai pembantu proses pemahaman peserta didik.
4) Keterbatasan dukungan dana untuk penentuan sarana dan prasarana dapat diatasi dengan pengadaaan secara bertahap berdasarkan skala prioritas.
g. Perawatan Kesejahteraan Gumil. Kegiatan ini pada hakekatnya adalah pemberian dukungan moril dan materil ( kesejahteraan ) kepada para Gumil yaitu antara lain :
1) Pemberian Hak Gumil sesuai ketentuan adanya pemberian honor Gumil yang seimbang dengan lelahnya Gumil mengajar. Insentif dari satuan yang dapat mendorong moril keluarga dan Gumil itu sendiri sangatlah diharapkan. Pemberian cuti yang tepat dan sesuai dengan haknya merupakan salah satu kesejahteraan.
2) Pemberian tanda penghargaan pada jabatan Gumil seperti tanda jabatan. Gumil akan bangga bila terlihat gagah dan menambah kepercayaan diri dalam tampil didepan serdik. Tanda jasa dan tanda spesialisasi kemahiran bila setiap Gumil memiliki akan menambah moril dan kebanggaan. Gumil tidak akan ragu-ragu dalam menyampaikan materi karena dengan penuh keyakinan.
3) Pemberian prioritas sarana dan prasarana perumahan, merupakan kebutuhan sangat prinsip bagi seorang Gumil apalagi yang hidup dilingkungan perkotaan. Gaji kecil kebutuhan hidup tinggi adalah tantangan seorang Gumil yang bertempat tinggal di perkotaan. Selain perumahan fasilitas kendaraan adalah sarana komunikasi dan mobillitas yang tidak kalah penting untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar.
BAB – VII
P E N U T U P
29. Kesimpulan.
a. Jenis pendidikan apapun untuk memperoleh hasil didik yang baik, banyak bergantung kepada Gumil yang berada di lembaga pendidikan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah Pusdikart TNI AD.
b. Kondisi Pusdikart pada dewasa ini terlihat adanya permasalahan keterbatasan-keterbatasan khususnya Gumil baik ditinjau dari kualitas maupun kuantitas, lebih disebabkan bukan kesalahan institusi melainkan lebih condong kepada kesalahan-kesalahan individu. Serta faktor intern maupun eskstern.
c. Untuk menyikapi hal tersebut maka berbagai upaya harus dilakukan pembenahan diberbagai bidang, diantaranya dapat dilakukan melalui “Optimalisasi peran Gumil sebagai tenaga pendidik dengan menggunakan metode edukasi, Diklat, penugasan, penyuluhan dan diskusi sehingga keberhasilan tugas pokok dapat dicapai.
30. Saran.
a. Dengan melihat dominasi peran dan kemampuan Gumil dalam pelaksanaan tugas mengajar baik di ruangan maupun lapangan, sejogyanya sebelum Perwira dicalonkan menjadi Gumil dilihat latar belakang pendidikan dan selanjutnya diadakan tes psykologi.
b. Mengadakan/mengkoordinasikan dengan instansi lain dalam kaitan mencari alternatif terbaik guna meningkatkan metode maupun program terbaik guna meningkatkan kemampuan Gumil.
Demikian karangan militer yang berjudul “OPTIMALISASI PERAN GUMIL SEBAGAI TENAGA PENDIDIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEBERHASILAN PENDIDIKAN”, dengan harapan tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi unsur pimpinan dalam mengabil keputusan dan kebijakan.