Dalam jiwa manusia terdapat keindahan yang melekat secara utuh, naluri yangtertanam akan Budaya ataupun kebudayaan, segala bentuk yang membuat manusia itu hiduptertata dalam masyarakat dalah Budaya itu sendiri yang dimana setiap manusia wajib melestarikan Budaya demi kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat. Dengan melestarikan Budaya Nasional kita dapat mencerminkan jati diri bangsaindonesia yang bersumber terhadap keselarasan jiwa setiap masyarakatnya, untuk itulah sebagai manusia yang ideal kita harus menganggap budaya sebuah hal yang intens.Dari berbagai definisi budaya yang terbilang banyak, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaanadalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Dibahas ini yakni kebudayaan suku bugis makassar dalam konteks hidup dan perkembangan atau ciri khas dari mereka, dalam Hal ini penulis akan menguraikan lebihdetail Budaya dan kebudayaan dari suku Bugis Makassar untuk memberikan konstribusi ilmu kepada penulis sendiri dan para pembacanya dan untuk memperkenalkan kebudayaanmasyarakat sulawesi selatan.
A.Latar Belakang Historis
Kebudayaan Bugis-Makassar adalah kebudayaan dari suku-suku Bugis-Makassar yang mendiami bagian terbesar dari jazirah selatan dari pulau Sulawesi. 2 suku ini adalah 2suku utama di Sulawesi Selatan, Suku Bugis merupakan suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu yang masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama daridaratan Asia.Kata Bugis sendiri berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi"lahir pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana (Kabupaten Wajo/Berada diSulawesi Selatan) yang bernama La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakandirinya, maka rakyat merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugiatau orang-orang pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi mempunyai anak yang bernama We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, Batara Lattu sendiri adalahayahanda dari Sawerigading, dan Sawerigading adalah suami dari We Cudai yang melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan diWare) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Lain halnya dengan suku Bugis, nama Makassar berasal dari nama Melayu untuk yang mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi. Orang Makassar menyebutnya dengan namaMangkassara’ yang berarti Mereka yang Bersifat Terbuka. Etnis Makassar ini adalah etnisyang berjiwa penakluk namun demokratis dalam memerintah, gemar berperang dan jaya dilaut. Tak heran pada abad ke-14-17, dengan simbol Kerajaan Gowa, mereka berhasil membentuk satu wilayah kerajaan yang luas dengan kekuatan armada laut yang besar berhasil membentuk suatu Imperium bernafaskan Islam, mulai dari keseluruhan pulau Sulawesi, Kalimantan Bagian Timur, NTT, NTB, Maluku, Brunei, Papua dan Australia bagian utara. Mereka menjalin kerjasama dengan Bali, Malaka dan Banten dan seluruh kerajaan lainnya dalam lingkup Nusantara maupun Internasional (khususnya Portugis). Kerajaan ini juga menghadapi perang yang dahsyat dengan Belanda hingga kejatuhannya akibat adu domba Belanda terhadap Kerajaan taklukannya.
B.Aksara Lontara
Suku Bugis dan Makassar berbeda bahasa, suku bugis dengan bahasa ugi dan suku makassar dengan bahasa yang disebut bahasa Mangkasara, walaupun bugis dan makassar berbeda bahasa tetapi diamempunyai kesamaan huruf yang dinamakan AksaraLontara, Lontara sebuah huruf yang sakral bagimasyarakat bugis dan makassar. Itu dikarenakan eposla galigo di tulis menggunakan huruf lontara Huruf lontara tidak hanya digunakan olehmasyarakat bugis tetapi huruf lontara juga digunakan oleh masyarakat makassar danmasyarakat luwu. Yah dahulu kala para penyair-penyair bugis menuangkan fikiran danhatinya di atas daun lontara dan dihiasi dengan huruf-huruf yang begitu cantik sehinggatersusun kata yang apik diatas daun lontara dan karya-karya itu bernama I La Galigo,kesusteraan Bugis- Makassar ini sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Utamanya, dalamnaskah-naskah kesusteraan lontara ini kini sangat sulit didapatkan. Naskah kuno yang adakini, hanya yang tertulis diatas kertas maupun lidi ijuk (kallang), diantara buku terpentingdalam kesusteraan suku Bugis-Makassar terdapat buku yg dinamakan sure galigo ,sure galigoadalah suatu himpunan besar dari mitologi yang bagi kebanyakan orang mempunyai nilaiyang keramat atau sakral dan ada juga himpunan kesusteraan yang isinya sebagi pedomandan tata kelakuan untuk setiap individu, seperti himpunan amanat dari nenek moyang(paseng), himpunan undang-undang, keputusan dan peraturan pemimpin adat (rappang), kemudian terdapat juga himpunan kesusasteraan yang mengandung sejarah, seperti silsilah raja-raja (attoriolog) dan cerita mengenai para pahlawan yang dibubuhi cerita legendaries(pau-pau). Serta, banyak lagi yang berisi syair, nyanyian, dan teka-teki.
C.Badik (Senjata)
Badik adalah senjata khas bagi masyarakat Sulawesi Selatan mempunyai kedudukan yang tinggi. Badik bukanhanya berfungsi sekedar sebagai senjata untuk berperang, melainkan juga melambangkan status, pribadi dan karakte pembawanya. Masyarakat bugis makasar mempunyai kebiasaan membawa Badik,masyarakat makassar beranggapan bahwa badik adalah suatu bagian yang tidak bisadipisahkan dari dirinya dan Badik pun dipercaya dapat memberikan energi positif bagi siapasaja yang memilikinya, dan dapat juga menjadi simbol kejantanan pada setiap orang yangmemegangnya.Badik mempunyai sisi mistik (bertuah) yang dipercayai adat masyarakat makassar sebagai energi gaib. Dalam kepercayaan adat bugis makassar badik akan terlepas darisarungnya ketika ada musuh atau siri’(dipermalukan di injak harga diri) maka jalan yangharus ditempuh adalah jalan darah. Prinsip yang di pegang adat bugis makassar adalah lebih baik mati berlumur darah daripada harga diri di injak-injak, sisi sakral badik tetap ada sampaisaat ini, bahkan pada tahap siri’ badik harus memakan korban ketika dilepas dari sarungnya,”tidak boleh tidak, badik pantang dimasukan kembali sebelum melaksanakan tugasnya.Di dalam adat bugis makassar pun biasanya badik akan diberikan ketika anaknyasudah mulai dewasa, atau telah cukup mental untuk menjaga nama baik keluarga dan siap mati demi nama baik keluarga tersebut, ada sebuah kalimat yang begitu tertanam padamasyarakat bugis makassar sampai saat ini yaitu “paentengi siri’nu” (berdirikan hargadirimu /jngan biarkan harga dirimu di injak-injak).
D.Tari Pakkarena
Tak ada yang mengetahui dengan jelassejarah tarian pakkarena tetapi menurut Tarian Pakarena berawal dari kisah mitos perpisahan penghuni boting langi’ (negeri kahyangan)dengan penghuni lino (bumi) zaman dulu. Sebelum detik-detik perpisahan, boting langi’mengajarkan kepada penghuni lino tentang mengenai tata cara hidup, bercocok tanam, beternak hingga cara berburu lewat gerakan-gerakan tangan, badan dan kaki. Gerakan-gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual saat penduduk lino menyampaikan rasasyukurnya kepada penghuni boting langi’.Sebagai seni yang berdimensi ritual, Pakarena terus hidup dan menghidupi ruang batinmasyarakat Gowa dan sekitarnya. Meski tarian ini sempat menjadi kesenian istana pada masaSultan Hasanuddin raja Gowa ke-16, lewat sentuhan I Li’motakontu, (ibunda sang Sultan),Trian Pakarena juga diirngi oleh musik adalah yang mengiri para penari didalam tariannya,Dengan Empat gandrang (gendang), seruling dan suara tiupan angin.Komposisi dari sejumlah alat musik tradisional yang biasanya dimainkan 7 orang ini,dikenal dengan sebutan Gondrong Rinci. Pemain Gandrang sangat berperan besar dalam
musik ini. Irama musik yang dimainkan sepenuhnya bergantung pada pukulan Gandrang. Karena itu, seorang pemain Gandrang harus sadar bahwa ia adalah pemimpin dan ia pahamakan jenis gerakan Tari Pakarena, sehingga musik bisa mengiringi para penari.Biasanya selain jenis pukulan untuk menjadi tanda irama musik bagi pemain lainnya,seorang penabuh Gandrang juga mengerakan tubuh terutama kepalanya. Ada dua jenis pukulan yang dikenal dalam petabuhan Gandrang, yang pertama adalah pukulan Gundrungyaitu pukulan Gandrang dengan menggunakan stik atau pemukul atau bambawa yang terbuatdari tanduk kerbau, dan yang kedua adalah pukulan tumbu yang dipukul hanya dengan tangan.Grakan lembut penari pakkarena ini terbagi dalam 12 bagian dan dirangkaikan dengansentuhan musik gondrong rinci, pola-pola gerakan tari pakkarena juga mempunyai maknakhusus atau falsafah hidup seperti gerakan pada posisi duduk pertanda awal kehidupan danakhir kehidupan, gerakan berputar mengikuti jarum jam menunjukan siklus kehidupanmanusia, sementara gerakan naik turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan.Seorang penari Pakarena tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar.(menandakan selalu melihat seseorang dari hatinya) Demikian pula dengan gerakan kaki,tidak boleh diangkat terlalu tinggi.(menandakan seorang harus hidup dengan rendah hati) Hal ini berlaku sepanjang tarian berlangsung yang memakan waktu sekitar dua jam.
E. Phinisi’
Dalam Naskah Lontara Perahu Phinisi diperkiraan telah ada pada abad 14 yang pertama kali dibuatoleh sawerigading kapal ini umumnya memilikidua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang; umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenislayar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang mempunyai makna bahwanenek moyang bugis makassar mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia.Tak mudah untuk membuat kapal phinisi yang kuat dan kokoh didalam pembuatan kapal phinisi harus sesuai aturan dan mempunyai ritual tertentu dalam pembuatannya, para pengrajin harus menghitung hari baik untuk memulai pencarian kayu sebagai bahan baku. Biasanya jatuh pada hari ke lima dan ketujuh pada bulan yang berjalan. Angka 5(naparilimangi dalle'na) yang artinya rezeki sudah di tangan. Sedangkan angka 7(natujuangngi dalle'na) berarti selalu dapat rezeki.Pada saat peletakan lunaspun, juga harus disertai prosesi khusus. Saat dilakukan pemotongan ,lunas diletakkan menghadap Timur Laut. Balok lunas bagian depan merupakan simbol lelaki.Sedang balok lunas bagian belakang diartikan sebagai simbol wanita. Usai dimantrai, bagianyang akan dipotong ditandai dengan pahat. Pemotongan yang dilakukan dengan gergaji harusdilakukan sekaligus tanpa boleh berhenti. Itu sebabnya untuk melakukan pemotongan harus dikerjakan oleh orang yang bertenaga kuat. Orang yang memimpin pembuatan phinisi biasadisebut punggawa.